EL-THAREQ

Minggu, 03 Juli 2011

Unjukkan Senyummu dan Simpanlah Selalu Air Matamu ( Kekuatan di Balik Kelembutan)

“Keep that smile in your lips, but always put that tears in your heart” . (Imelda Marcos).
Kutipan kalimat diatas adalah ungkapan perasaan seorang mantan ibu negara dari kalangan jet set Philipina, yang bahkan kalimat tersebut berulang-ulang diungkapkan dalam surat menyurat antara dia dan suaminya Presiden Marcos, ketika Marcos dijebloskan kedalam penjara karena kasus korupsi dan penyalagunaan asset-aset Negara tahun..."
Dalam suatu pertemuan saya dengan seorang teman di sebuah kantin sekolah menjelang akhir ujian semester. ketika itu saya masih berada di bangku SMA, dan sebenarnya antara saya dengan teman tersebut tidak bergaul akrab, dia hanya teman salah satu keluarga saya.
Pada suatu saat, secara kebetulan di dekat saya terjadi suasana perbincangan yang sangat akrab antara keluarga saya itu dengan teman tersebut. Saya mencoba masuk dalam suasana kearaban mereka, dan akhirnya saya berkenalan dan ikut dalam perbincangan mereka.
Sebenarnya, pada awal saya melihat teman tersebut saya telah memiliki keinginan untuk mengenalnya. Keingingan tersebut bukan cuma karena dia secara pribadi ingin menjadi teman saya, namun yang lebih mendorang saya adalah keinginan saya untuk melihat dan mengetahui dengan jelas apa yang ada di genggamannya saat itu. Saya berulang kali mencoba mendekat agar tulisan dan gambar yang ada ditangannya lebih jelas terlihat. Karena sebuah usaha yang menantang dan penuh trik ”cuek tapi butuh”. Cuek karena jaim kuat yang sangat menempel pada karakter saya saat itu, butuh karena memang saya memiliki hobi baca, terlebih lagi, style dan makna tulisan yang nampak sekilas pada pandangan saya cukup menarik untuk di ketahui.
Beberapa menit setelah bergulat dengan suasana bodoh tersebut, saya mendapat kesempatan untuk membaca semua isi artikel yang ada dalam majalah yang menarik itu, setelah teman baru tersebut memergoki gelagat saya, bahwa saya ingin membaca majalah itu. Teman itu mengizinkan saya untuk membawa majalahnya kerumah, dengan perjanjian bahwa kalau telah selesai dibaca, diberikan saja pada keluarga saya itu, nanti dia yang langsung antar kerumahnya.
Dua hari saya menyelesaikan membaca isi majalah itu. Waktu tersebut sebenarnya cukup lama untuk menghabiskan beberapa artikel, apalagi untuk sebuah majalah yang cukup tipis untuk ukurang majalah-majalah yang kebanyakan, dimana saya biasa menghabiskan majalah atau novel dalam satu kali duduk. Namun bagi saya, keterlambatan tersebut bukan karena saya banyak tugas lainnya, namun saya hanya ingin lebih memahami makna sebuah kalimat yang cukup indah yang dalam bahasa indonesia berarti ”unjukkan senyummu, dan simpanlah selalu air matamu”. “Keep that smile in your lips, but always put that tear in your heart” . (Imelda Marcos). Pada akhirnya, kalimat ini menjadi kalimat yang puitis dan estetic menurut saya sehingga menjadi label andalan saya saat itu, namun saya tidak mengkultuskan seseorang karena prilaku, pribadi ataupun karena kalimat tersebut, apalagi seseorang yang sangat tidak jelas di mata. 
Kutipan kalimat diatas hanyalah merupakan ungkapan perasaan seorang mantan ibu negara dari kalangan jet set Philipina, yang bahkan kalimat tersebut berulang-ulang diungkapkan dalam surat menyurat antara dia dan suaminya Presiden Marcos, ketika Marcos dijebloskan kedalam penjara karena kasus korupsi dan penyalagunaan asset-aset Negara tahun 1986 dalam majalah tersebut digambarkan dengan cukup jelas profil seorang Ibu Negara yang kaya raya, hidup dalam kemewahan dan bahkan memiliki koleksi sepatu lebih dari tiga ratus pasang dan lebih dari dua ratus pasang gaun pesta yang kesemuanya adalah produk-produk ternama luar negeri, namun dalam segala kemewahan dan kenikmatan hidup yang dimilikinya, tidak menjadikan dia hidup dan menikmati kebahagian. 
Perlu diketahui bahwa Mantan Presiden Philipina yang berkuasa 20 tahun (1966-1986) Ferdinand Marcos adalah seorang dictator dan koruptor yang membuat Negara dan rakyat pilipina jatuh dan menderita kemiskinan. Kemudian digulingkan oleh sebuah Revolusi Rakyat dan menyeretnya kedalam penjara hingga di asingkannya di Hawai. Dalam sebuah anekdot oleh beberapa penulis di Negara itu diungkapkan bahwa penderitaan yang dirasakan oleh keluarga marcos disebabkan karena mereka membangun bukit emas, marcos berjalan membawa cambuk dan istrinya menari-nari di atas penderitaan rakyatnya sendiri. Apa sebenarnya yang membuat mantan ibu Negara Imelda Marcos mengungkapkan kalimat indah yang penuh makna itu kepada suaminya, seolah ia merasa suaminya adalah orang yang tidak berdosa, padahal fakta dan ketukan palu berulang kali di beberapa sidang yang memvonis secara nyata dan terbuka akan kesalahan-kesalahannya.
Satu sikap manis yang cukup mengingatkan kita akan kisah-kisah klasik tentang kesetiaan seorang istri terhadap kesalahan suami sebesar apapun kesalahan tersebut. Dan sebaliknya jatuhnya seorang lelaki karena kesalahannya dalam mengambil sikap kepada istri sehingga terjadi suatu perlakuan aktif atau pasif, di tinggalkan atau apa saja…, dan Meniggalkan atau apapun sejenisnya, yang semula berawal dari kesengajaan atau ketidak sengajaan. Inilah sebenarnya yang tidak disadari oleh kebanyakan perempuan tentang potensi apa yang terkandung dalam diri mereka sendiri sebagai penggerak dan sumber inspirasi terhadap suami mereka. Ada sebuah ungkapan bijak yang menyakan bahwa “jatuh dan bangkitnya seorang lelaki tergantung dari dua orang perempuan yang ada di belakang mereka, yang pertama adalah ibunya dan kedua adalah Istrinya” . Saya belum akan berbicara bagaimana peran ibu disini, sedikit saya akan sedikit mengulas bagaimana sebenarnya seorang istri itu bersikap. 
Kalau kita membaca beberapa kisah jatuh bangunya para tokoh atau orang-orang besar yang telah mengukir nama mereka sendiri di atas lempengan bumi ini, dan kita coba menelusurinya sampai pada kehidupan keluarganya, maka kita akan menemukan bahwa peran istri itu menjadi landasan berpijak semua inpuls-inpuls kreatif; inspirasi ide ataupun gagasan-gagasan besar. Namun sebaliknya ketika sang inspirator itu mengambil jalanya sendiri, baik kesalahan manajemen suami ataupun tindak kesengajaan istri itu sendiri, bersiap-siaplah untuk membuka pintu jurang yang luasnya tergantung ukuran anda sendiri. Sebesar apa anda sudah membangunnya dan sebesar apa anda menyiapkan jurang untuknya.
Setelah berulang kali saya membolak balik artikel tersebut, dan dijelaskan pada akhir artikel secara tersirat, saya baru memahami bahwa; ”awal keruntuhan singgasana tersebut dimulai kurangya komunikasi yang wajar antara Marcos dengan sang permaisuri, yang bila ditinjau secara mendalam akan nampak bahwa landasan berpijak sang Marcos itu dirapuhkan oleh orang yang ada dalam selimutnya sendiri, yakni sang istri telah bosan dengan kilauan-kilauan materi haram yang pada ahirnya mencoba berpetualang dalam istananya sendiri, dengan fantsi-fantasi baru, yang ia tidak temukan atau mungkin jenuh dengan semua yang ia miliki dari Marcos sang president”.
Tiga tahun dalam pengasingan kemudian Ia wafat. Setahun sebelum pengasingan, sang istri telah menyadari sepenuhnya dan mencoba untuk menghilangkan nyawanya sendiri sebagai bentuk pertobatannya atas kehilafannya, sekaligus ungkapan cinta yang mendalam kepada suaminya yang tercinta, Marcos.
Terlalu banyak kisah tragedi romantika yang sudah dilalui oleh orang-orang yang luar biasa, contoh yang cukup populer adalah perjalanan cinta sang Jenderal besar Prancis Napoleon bonaparte, yang mana awal kejatuhannya setelah ia mencerikan istrinya Josephine, sehingga diasingkan ke pulau Elba hingga ia ia wafat dalam pengasingan.
Fakta nyata dan menarik dan ini pasti tidak semua kita (orang Inonesia) menyadarinya bahwa awal runtuhnya rezim diktator orde baru dibawah kendali seorang jendral besar Soeharto, dimulai dari, wafatnya (dalam sebuah isyu, terbunuh) seorang sang inspirator utama yang mendesain skala prioritas pembangunan bangsa kita ini yakni Ibu Tien, semoga Allah Subhanahu waTaala mengmpuni mereka. Saya tidak mengatakan bahwa satu-satunya kejatuhan seorang pria itu karena orang yang mendampinginya, namun agar di ketahui bahwa energi besar untuk membagun lelaki itu menjadi luar biasa adalah wanita-wanita yang yang mendampinginya.
Satu hal yang perlu dipahami tentang inti dari permasalahan ini, adalah bahwa hubungan yang telah diikat oleh nilai-nilai spritual itu seharusnya di bangun diatas sebuah landasan yang kokoh, dimana didalamnya ada sebuah parameter yang telah ditetapkan ukurannya, jalur dan batas seta arah dan tujuanya, sehingga kita akan mengetahui kemana seharusnya langkah kaki kita diarahkan. Namun kebanyakan orang lebih memilih dan menikmati apa yang mudah dinikmatinya dengan tidak mempertimbangkan kerusakkan yang diakiabatkannya. ini semua disebabkan cara pandang kita yang berakibat pada perubahan cara hidup kita sebagai orang yang memiliki nilai-nilai religiusitas telah condong kepada apa yang disebut dengan nilai-nilai peradaban materialistis yang berada di bawah sebuah konspirasi Trinitarian-Zionis, serta agama-agama lain yang tidak memilki pembuktian kebenaran dan faktualitas keshahihan teologisnya.
Pesan kedua yang ingin saya sampaikan adalah, antara wanita dan pria memiliki perbedaan yang sangat signifikan secara kodrati. Perbedaan ini tidak bisa dipaksakan untuk di setarakan dengan hanya mengandalkan slogan-slogan kosong yang dikeluarkan oleh manusia-manusia yang menghalkan segala cara.

Melalui tulisan ini saya ingin bertanya kepada para pembaca yang budiman, Kalau dua orang wanita itu adalah sumber inspirasi bagi Lelaki/ suami dan anak-anaknya, bagaimana penilaian anda dengan Emansipasi, ...?(Bagaimana emansipasi menurut Islam?)
Kalau anda seorang muslim, anda akan memahami bahwa gambaran dan penjelasan diatas sudah dijelaskan secara panjang lebar oleh Risalah ajaran agama kita Yakni Islam, jauh sebelum ribuan kasus-kasus tersebut hadir memberikan pelajaran dihadapan kita.
Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat kepada diri saya pribadi, teman-teman (Khususnya teman-teman seangkatan saya pasca sarjana UNM Makassar), saudara saya kaum muslimin dimana saja berada.
Saya sangat menyadari, cukup banyak kekurangan dalam penulisan ini, Namun saya juga tahu bahwa tulisan ini bukanlah sebuah karya ilmiah namun hanya sekedar ungkapan hati dan imajinasi saya yang mengalir begitu saja kemana ia mengarah sesuai dengan apa yang dimauinya. Kita dapat mengambil apa yang bermanfaat bagi kita dan meninggalkan kejelekkan, terutama apa yang dapat membuat landasan keyakinan kita sebagai muslim terusik oleh noda-noda yang dapat membuat rusaknya jiwa dan cara pandang kita terhadap sebuah kebenaran. Saya berlindung kepada Allah subhanahu wataala, dari keburukkan amal saya.
Hanya kepada Allah subhanahu waTaala saya bersujud, dan hanya kepa-Nya pula saya memohon pertolonagan.
Wassalam.... 

Telah ditulis sejak maret 2008

Penulis: 
Abu Thariq Muslim(emen)

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites