EL-THAREQ

Jumat, 24 Juni 2011

Dr.Pam: Belajar Efisien Dari Islam dan Arab Saudi

Namanya adalah Pamungkas Hendra Kusuma, sosok yang bertitel dokter ini sekarang menjadi pelengkap jajaran BOD (Board of Director) Rumah Zakat Indonesia sejak pengangkatan resminya pada Kamis (6/12) di kantor pusat Jl. Turangga No.25C, Bandung. Siapa dan bagaimana pribadi pemimpin baru Rumah Zakat ini menggelitik banyak Sobat Zakat di seluruh nusantara. Newsroom berkesempatan untuk mengenalnya lebih jauh saat ia berkenan meluangkan waktu di tengah agenda padat dan kesibukannya di posisi yang baru. So, mari kita gali lebih dalam tentang siapa dokter Pam ...

Kalau dr. Pam diminta mendeskripsikan diri dalam beberapa kata kunci, apa kira-kira pilihan katanya?
Fun, idealis, dan efisien. (ujar dr. Pam yang sempat tertegun memikirkan pilihan kata, yang diakhiri dengan jawaban mantap disertai senyuman khasnya)

Lalu, apa korelasi kata-kata kunci tadi dengan spesifikasi dr. Pam sebagai seorang dokter? Apa menjadi seorang dokter adalah pilihan sendiri?
Sebetulnya ada unsur keterpaksaan ketika awal saya kuliah di kedokteran, dorongan dari orang tua yang lebih mendominasi ketika itu. Tapi, justru di sinilah awal saya mengenal begitu banyak hal dan akhirnya membuat saya takjub dengan semua keagungan Allah swt.

Oke, lalu bagaimana ceritanya sampai dr. Pam bisa mulai enjoy dengan kuliah di kedokteran?
Saya teringat perkataan Imam Syafii yang berkata bahwa tidak ada ilmu yang lebih mulia setelah ilmu fiqih melainkan ilmu kedokteran. Saya banyak berkenalan dengan banyak hal yang Allah sudah karuniakan kepada kita, mengimplementasikan ilmu untuk menolong orang lain pun jadi terasa semakin mudah. Film Patch Adams yang dibintangi Robin William pun menjadi salah satu inspirasi lain, misi seorang dokter untuk mendirikan rumah sakit gratis bagi orang-orang miskin membuat saya semakin termotivasi untuk mendedikasikan ilmu saya bagi umat. Ketika itu, misi Rumah Zakat dengan layanan klinik gratisnya sangat menarik dan menantang saya untuk mulai tahu lebih jauh tentang Rumah Zakat.

Bagaimana memang awal perkenalan dr. Pam dengan Rumah Zakat?
Semasa kuliah saya sudah kenal dengan Abu Syauqi yang terkadang berkunjung ke kampus dalam event-eveny taushiyah atau kegiatan lain. Dari Abu pula lah saya tahu tentang konsentrasi Rumah Zakat yang memberikan layanan kesehatan gratis.

Kapan dr. Pam mulai terbilang aktif dengan rangkaian kegiatan Rumah Zakat?
Usai saya menyelesaikan studi kedokteran, saya sudah mulai banyak terlibat dalam kegiatan-kegiatan bakti sosial yang memberikan layanan pemeriksaan dan pengobatan gratis bagi para mustahik. Saya sangat merasakan keterikatan dan kesamaan visi misi Rumah Zakat dengan cita-cita saya untuk mewujudkan akses layanan kesehatan bagi mereka yang tidak mampu. Dan keterlibatan saya berlangsung hingga akhir tahun 2004.

Apa aktivitas dokter di akhir 2004 itu?
Ketika itu saya melihat peluang untuk menjadi dokter di Saudi Arabia, maka saya pun memutuskan untuk mengikuti rangkaian seleksi yang dimonitor langsung oleh dinas kesehatan Saudi Arabia ketika itu. Alhamdulillah saya menjadi salah satu yang terpilih dari sekitar 150 orang pendaftar. Saya pun berangkat ke luar negeri, menjadi dokter di Khamis al Bahr Dispensary di Saudi. Meninggalkan Rumah Zakat memang berat, karena ada bagian idealisme saya yang harus saya tunda dulu, mencoba mengembangkan potensi diri dan keilmuan saya di negeri orang lain.

Berapa lama dokter bertugas di Saudi?
Satu tahun, saya kembali lagi ke Indonesia di akhir tahun 2005. Meskipun pihak pemerintah sana menawarkan perpanjangan kontrak, saya tetap menolak walau harus melalui birokrasi yang cukup berbelit.

Apa yang mendorong untuk kembali ke Indonesia?
Kata idealisme yang banyak berperan dalam keputusan saya yang satu ini, karena saya merasa harus dan banyak peluang untuk mengabdikan diri di Indonesia. Awalnya saya ingin membuka praktek lagi, tapi tata tertib administrasi yang tengah digarap pemerintah memang agak menyulitkan, sehingga saya bergabung dengan teman-teman sejawat lain mengembangkan Yayasan Kesehatan Insani. Fokus yayasan ini adalah memberikan layanan screening kesehatan untuk anak-anak sekolah. Namun keterikatan hati dengan Rumah Zakat masih ada.

Bentuk keterikatannya seperti apa?
Saya masih berhubungan dengan Kang Virda (CEO), dan di Februari 2007 saya pun mulai bergabung aktif lagi dengan Rumah Zakat. Awal bergabungnya kembali sebagai salah satu manager di Business Alliance, saya berupaya untuk menyelami lagi apa dan bagaimana Rumah Zakat dengan semua perkembangannya.

Hanya sebentar ya, di Business Alliance? Lalu dr. Pam memperkuat formasi HealthCare (HC) kan? Apa yang ada di benak dr. Pam ketika menjadi HC Senior Manager?
Peluang saya untuk mempertahankan idealisme semakin terbuka. Yang menjadi fokus saya ketika itu mungkin ada tiga garis besarnya. Pertama adalah tentang ketepatan SDM untuk setiap komponen HC, ini penting sebagai upaya untuk memberikan layanan optimal bagi umat. Kedua adalah reward yang memadai bagi setiap komponen HC sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing. Ketiga adalah tentang Efisiensi pelayanan medis dalam berbagai aspeknya. Keempat, tentang rintisan layanan 24 jam berbasis pada kebutuhan dan permintaan warga yang selama ini menjadi penerima manfaat.

Berapa proporsi fokus pembenahan HC yang sudah direalisasikan menurut dokter? Lalu bagaimana ketika ditawari amanah sebagai COO (Chief Executive Operational)
Kalau diminta angka, saya pikir 70%. Landasan pembenahan sudah banyak terimplementasi namun pengembangan di sana-sini masih harus terus dilakukan. Nah, ketika saya ditantang untuk menjadi COO jawabannya adalah bahwa saya akan berusaha untuk melakukan yang terbaik.

Apa over view yang pertama kali menjadi sorotan dokter sebagai COO?
Kata kuncinya adalah EFISIENSI. Dana yang kita miliki sudah ditentukan proporsinya, tinggal kita yang menentukan akan digunakan untuk apa dana tersebut. Keseimbangan antara efisiensi dan pencapai menjadi kata kunci selanjutnya, karena kita harus berprinsip bahwa dengan adanya efisiensi maka kesejahteraan amil akan semakin dekat.

Implementasi kebijakan baru sering kali menuai sedikit guncangan dalam tubuh lembaga, menutut dokter bagaimana cara kita menghadapinya?
Perubahan dan adaptasi terhadap perubahan itu adalah sebuah hal yang wajar. Prinsip semakin dekatnya kesejahteraan serta aplikasi komunikasi yang baik menjadi salah satu pendukung agar kita bisa saling bersinergi.

Sebagai penutup, ada yang ingin dr. Pam sampaikan kepada semua Sobat Zakat di seluruh nusantara?
Belajarlah efisien dari Islam dan Al Quran, dari Dojo (tempat berlatih bela diri) di Jepang, serta dari negara seperti Saudi Arabia. Dari ketiga entitas inilah saya banyak menuai hikmah tentang efisiensi.

Islam dan Al Quran senantiasa menganjurkan kita untuk menghindari kemubadziran, bahkan Allah menyatakan bahwa perilaku mubadzir adalah teman dari syaithan. Rasulullah yang mulia pun mencontohkan indahnya perilaku yang jauh dari mubadzir.

Sedangkan dari Dojo di Jepang, saya mempelajari bahwa sense of belonging mereka terhadap aset yang dimiliki sangatlah tinggi. Tidak ada istilah personil household di sana, mereka melakukan semua maintenance aset sendiri, maka rasa sayang terhadapnya pun semakin terbina.

Lain halnya di Saudi Arabia, saya belajar banyak tentang hal-hal pengelolaan aset berbasis kesejahteraan karyawannya. Misalnya saja tentang perlengkapan kantor, di sana perlengkapan tidak disediakan oleh lembaga tempatnya bekerja melainkan harus dibeli sendiri oleh setiap karyawan sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini tidak akan pernah menjadi masalah, karena kesejahteraan karyawan memang sudah terjamin mulai dari gaji pokok hingga semua tunjangan yang berkaitan. Hal ini semakin membuktikan keterkaitan erat antara efisiensi dengan tingkat kesejahteraan setiap kita, yang harus mulai kita rintis .


Perbincangan dengan suami dari drg. Susi Sulastri serta ayah dari Sarah Alya Azizah dan Fatimah Azzahra ini pun berakhir sore hari saat ia masih punya berbagai agenda dalam rangka pembenahan organisasi yang dipimpinnya. Selamat menunaikan amanah, dr. Pam ...

Penulis : Yesi Mariska Indira

Sumber:  http://arieffianto.multiply.com/reviews/item/7

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites