EL-THAREQ

Jumat, 17 Juni 2011

Sorotan Ulama Salaf Terhadap Kisah Thariq Bin Ziyad Dalam Hal Pembakaran Perahu

Sebuah tulisan dari buku “Sorotan Total Ulama Salaf: Koreksi Terhadap Hadits-hadits, Filosof, Sastrawan, Kisah, dan Kitab-kitab Populer” yang ditulis oleh Abdul Aziz bin Muhammad as-Sadhan yang mengomentari kisah heroik “Thariq bin Ziyad Membakar Perahu-perahu”, berikut saya lampirkan sebagai pembanding: Sebagian ahli sejarah berpendapat batalnya riwayat yang menyebutkan, bahwa Thariq membakar perahu dan mereka beralasan dengan dalil-dalil berikut ini:
Sesungguhnya berita tentang pembakaran, tidak seorangpun yang menyebutkan baik dari tentaranya Thariq bin Ziyad atau orang yang hidup semasa dengannya, akan tetapi pernyataan ini dikatakan setelah meninggalnya Thariq bin Ziyad berabad-abad lamanya.
 Thariq tidak mengatakan “sesungguhnya aku telah membakar perahu-perahu atau memerintahkan hal itu, akan tetapi sebagian mutaakhirin (generasi belakangan ini) memahami hal itu dari khutbahnya yang disampaikan yang berbunyi

“wahai sekalian manusia dimana tempat kamu lari? lautan dibelakang kalian dan musuh di depan kalian”
·          
lalu mereka memahami dari perkataan ini, bahwa laut di belakang mereka dan tidak ada sarana untuk membawa mereka kepada musuh yang menyerang dari arah barat, ini adalah pemahaman yang keliru pada hakekatnya perahu-perahu itu bukan milik Thariq, bagaimana mungkin dia bertindak sekehendak hatinya.

Tidak seorang pun dari pemimpinnya menghukum Thariq (atas tindakannya), baik itu pemimpin umum Musa bin Nushair atau Khalifah al-Walid bin Abdul Malik
·         Apakah tidak mungkin bagi Thariq kalau dia menyuruh (membiarkan) perahu-perahu lalu mendatangi musuh dari arah barat lalu dia mampu meraih kemenangan sedang itu lebih utama daripada dia harus membakarnya dan merugikan muslimin
·         Apakah Thariq tidak mengharapkan bantuan? dan inilah yang terjadi, lalu dengan alat apa bantuan ini dapat diangkut? pada dasarnya bantuan ini dapat diangkut dengan perahu-perahu tersebut.
·         Dari mana Musa bin Nushair bisa membawa perahu-perahu yang mengangkutnya ke Andalus bersama sisa pasukannya ketika dia khawatir akan nasib muslimin yang masuk terlalu jauh ke dalam Andalus? sungguh proses pemindahan itu bersandarkan pada perahu itu sendiri.
·         Tidak mungkin bagi pemimpin yang berpandangan jauh seperti Thariq tidak memikirkan masa yang akan datang lalu membiarkan pasukannya yang kecil di negara Andalus yang sangat luas. Andalus di belakangnya Eropa, negara yang senantiasa ingin menikan dan dengki serta menunggu kesempatan untuk menerkamnya.
·         Dengan membakar perahu-perahu itu, bukan merupakan cara yang tepat untuk membangkitkan semangat pada diri kaum muslimin. Sungguh mereka telah mengetahui, bahwa tujuan jihad adalah salah satu dari dua kebaikan (yaitu mendapat kemenangan atau mati syahid).
·         Pembakaran perahu itu tidak banyak berguna tatkala hal ini menimbulkan efek samping negatif dalam jiwa muslimin.
·         Sumber Wikipedia menjelaskan campur tangan sejarahwan barat dalam hal pembakaran perahu-perahu tersebut:
“Menurut sejarah barat, kemenangan pasukan muslim dalam penaklukan Andalusia banyak dipengaruhi oleh semangat juang yang berhasil dikobarkan oleh Tariq dimana dia memerintahkan untuk membakar semua kapal sehingga tidak ada jalan untuk melarikan diri selain bertempur habis-habisan melawan musuh sampai meraih kemenangan atau mati sebagai syuhada. Thariq bin Ziyad merupakan sosok pahlawan yang mampu membawa kejayaan Islam di masanya”.(Wikipedia)
 Sesudah membawakan dalil-dalil ini, peneliti sampai pada sebuah kesimpulan yaitu “kalau begitu, Thariq tidak membakar perahu-perahu dan perahu-perahu tersebut masih tetap ada pada orang-orang muslim (pasukannya), dan bantuan ke Andalus dapat disalurkan melalui perahu-perahu tersebut dan pemimpin mereka bersama sisa pasukan dapat pergi ke Andalus dengan perahu tersebut juga.

Adanya sumber-sumber sejarah yang ingin merusak citra jihad kaum muslimin dalam keberanian dan keikhlasan berjuang.

Masalah pembakaran perahu-perahu adalah perkara yang dibuat-buat oleh sebagian mereka untuk memunculkan ruh pengorbanan dan keberanian dari Thariq. Mereka yang mensponsori berita ini adalah mereka yang mempunyai target-target kedepan dalam memotivasi umat Islam agar menyelisihi islam dan melakukan aksi tanpa perhitungan, dan melarang kaum muslimin dalam memakai peralatan-peralatan canggih dalam berperang dan kalaupun menggunakannya tanpa batas dan memusnahkannya. [Mafhumat Asasiyah fi at-Tarikh al-Islami ditulis oleh Mahmud Syakir, majalah al-Faishal no.163, at-Tarikh al-Andalusi oleh Dr. al-Haji, hal.62, lihat buku "Qishashu La Tatsbut" oleh Masyur Hasan, hal.95-109]

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites