EL-THAREQ

Selasa, 05 Juli 2011

Pemerintah Arab Saudi Menyiapkan 2 juta Eksemplar Al-Quran Untuk Para Jemaah Haji Tiap Tahunnya

Komplex Precetakkan Al-Quran Di Kota Madinah
MADINAH : Pemerintah Arab Saudi menyiapkan 2 juta eksemplar Al-Quran untuk para jemaah yang menunaikan ibadah haji tahun ini. Secara keseluruhan, setiap tahun, 10.000.000 Al-Quran disebarluaskan ke seluruh dunia.
Hal itu terungkap dalam kunjungan tim Media Center Haji (MCH) Arab Saudi bersama Sekretaris Daerah Kerja (Daker) Madinah Mukholih Jimun yang didampingi Samsul Ali ke Komplek Percetakan Al-Quran Raja Fahad, di Madinah Al-Munawarah, Senin (26/10). Lembaga yang dalam bahasa Arab disebut Mujamma Al-Malik Fahd Li Thiba al-Mushaf al-Syarif Madinah Al-Munawarah ini berada di bawah naungan Kementerian Urusan Agama Islam Kerajaan Arab Saudi.
Dalam kesempatan tersebut, tim MCH yang terdiri atas 6 wartawan masing-masing diberikan 1 mushaf Al-Quran dan Terjemahnya oleh pihak percetakan. Dalam Al-Quran yang mencantumkan nama pengurus Yayasan Penyelenggara Penerjemah (Penafsir) Al-Quran Indonesia seperti almarhum Prof TM Hasbi Ashhshiddiqi dan kawan-kawan ini, terdapat tulisan Wakaf Dari Pelayan Dua Tanah Suci, Raja Abdullah bin Abdul Aziz Ali Saud. Selain itu, juga. Menurut Sekretaris Daker Madinah Mukholih Jimun, jutaan Al-Quran itu dibagikan oleh Kerajaan Arab Saudi melalui Komplek Percetakan Al-Quran Raja Fahad, di Madinah Al-Munawarah. Barangkali hal itu pula yang mendorong para jemaah haji melirik percetakan Alquran itu sebagai salah satu dari lokasi tujuan ziarah (wisata spiritual) di Kota Suci itu. Lokasi percetakan Al-Quran terbesar di dunia itu terletak di jalan menuju Kota Tabuk, atau sekira 10 kilometer dari Kota Madinah. Percetakan yang bersebelahan dengan pusat pelatihan tempur tentara Kerajaan Arab Saudi itu didirikan pada bulan Safar 1405 Hijriyah atau 1984 Masehi. Percetakan itu diresmikan Malik atau Raja Fahad, karena itu dinamakan Kompleks Malik Fahad, ucap petugas publikasi Kompleks Malik Fahad Syeikh Ahmad yang menerima tim MCH Arab Saudi. Tak tanggung-tanggung, percetakan Al-Quran itu sangat luas. Yakni, mencapai 250 ribu meter persegi yang dilengkapi puluhan gedung bertingkat. Gedung-gedung itu antara lain terdiri atas pabrik percetakan, asrama pengurus, perbengkelan mesin, poliklinik, kafetaria, gudang penyimpanan hasil produksi, dan gudang pemusnahan sisa-sisa produksi Al-Quran yang cacat.Ada juga gedung pusat pelatihan petugas, pusat pengembangan dirasat (pembelajaran) Al-Quran, asrama petugas, penginapan tamu, ruang pejabat tinggi negara, tempat pembuatan CD, VCD, dan DVD Al-Quran, ruang produksi video sejarah Al-Quran untuk para tamu, dan sebagainya.
Di lantai 2 gedung tersebut, terdapat ruang pengawasan kualitas hasil cetak Al-Quran. Selain itu, juga ada lemari-lemari raksasa untuk menyimpan koleksi Al-Quran dari berbagai bahasa yang pernah diterbitkan percetakan itu. Kalau di lantai satu merupakan lokasi percetakan dengan 1.700 petugas, maka lantai dua ada ruang kontrol Al-Quran dengan 450 pengawas, katanya. Karena itu, percetakan Al-Quran ini kerap disebut sebagai yang terbesar di dunia. Yakni, dengan kapasitas cetak sekira 30 juta eksemplar per tahun. Menurut Ahmad, selain cetakan tertulis, Al-Quran juga diproduksi dalam berbagai bentuk, seperti peranti elektronik berupa CD (compact disk) dan kaset. Cetakannya pun bervariasi, ada kategori 30 juz (1 jilid), 5 juz (enam jilid), dan satu juz (30 jilid). Sejak berdiri tahun 1984 sampai sekarang, 240 juta jilid Al-Quran sudah dihasilkan dan dibagikan ke seluruh penjuru dunia, ucapnya. Untuk kepentingan syiar Islam, Percetakaan Mushaf Al-Quran Kompleks Raja Fahad ini juga mencetak Al-Quran beserta terjemahannya ke dalam 53 bahasa. Di antaranya, bahasa Afrika seperti bahasa Zulu dan sebagainya; Arab; Indonesia, Thailand, Jepang, China dan bahasa Asia lainnya; Inggris, Spanyol, Urdu, dan lain-lain. Al-Quran ini dibagikan secara gratis, baik melalui pengiriman langsung ke negara-negara yang bersangkutan, maupun dibagikan di Arab Saudi saat umat Islam menunaikan ibadah haji.
“Alhamdulillah, program kami mencetak Al-Quran dan terjemahannya dalam 53 bahasa sudah terlaksana. Al-Quran yang model ini kami bagikan secara gratis. Untuk musim haji tahun ini, kami bagi dua juta jilid. Semoga Allah memudahkan semua urusan ini,” kata Syekh Ahmad. Selain mencetak Al-Qurna, tutur dia, pihaknya mencetak jurnal kajian Al-Quran dan A-Sunnah (hadis nabi). Termasuk jurnal bantahan untuk meluruskan hal-hal yang berkaitan dengan Al-Quran, dan hasil seminar-seminar tentang Al-Quran, katanya.
Proses Pembuatan
Terkait proses pencetakan Al-Quran, Syeikh Ahmad menjelaskan, bahwa produksi dilakukan melalui lima tahap. Sebelum dicetak pada media kertas yang sebenarnya, para kaligrafer menorehkan tulisan-tulisan huruf Al-Quran tanpa titik dan baris di atas plat cetakan yang transparan. Itu tahap pertama, katanya. Tahap kedua, ucap dia, hasil tulisan para kaligrafer itu langsung dikirimkan tim pengawas kepada ulama-ulama besar di berbagai negara di dunia. Ini dilakukan untuk pemeriksaan secara mendetail dan akurat. Setelah melakukan pemeriksaan, tim pengawas yang berkeliling dunia itu akhirnya menemui penulisnya, sehingga bila ada kesalahan sekecil apa pun akan langsung diperbaiki di depan tim pengawas senior yang terdiri atas beberapa ulama Arab Saudi, katanya. Dia menuturkan, perbaikan itu juga sangat teliti. Sebagai contoh, ada kelebihan satu titik, ada kelebihan lekukan pada huruf sin, dan sebagainya, sehingga kekeliruan sekecil apa pun terkoreksi. Tahap ketiga adalah memberikan titik dan baris untuk huruf-huruf tertentu pada halaman yang ada, kemudian dikirimkan lagi kepada tim pengawas senior untuk diteliti kebenarannya.
Untuk tahap keempat adalah memberikan tanda-tanda waqaf. Dan tahap kelima, adalah memberikan nomor-nomor ayat, halaman, dan pinggiran kaligrafis, kemudian hasilnya baru dicetak oleh 1.700 petugas teknis di percetakan, katanya. Hasilnya pun, menurut dia, masih ada tahap sortir yang juga sangat teliti. Yang salah atau cacat, apakah kesalahan titik dan baris, adanya lipatan kertas yang cacat, adanya jahitan yang melenceng, maka semuanya akan disortir untuk dimusnahkan di gudang pemusnahan, katanya. Syeikh Ahmad juga menjelaskan, pihaknya sekarang mencetak Al-Quran yang diterjemahkan dalam 53 bahasa dan satu bahasa isyarat, di antaranya bahasa Afrika, Arab, Asia, Inggris, Spanyol, Urdu, Hausa, Macedonia, dan sebagainya. Untuk bahasa Asia, antara lain bahasa China, Korea, Indonesia, dan sebagainya, katanya.
Di akhir pemaparannya kepada tim MCH Arab Saudi, Syeikh Ahmad berpesan agar media selalu berada di garda terdepan. Jurnalis itu memiliki tangung jawab yang besar untuk menyebarkan ajaran dan nilai-nilai Al-Quran kepada masyarakat dunia, katanya, sambil menyalami 6 wartawan MCH Arab Saudi yang didampingi satu petugas haji Daker Madinah. Bagaimana komentar jemaah haji Indonesia yang pernah mmengunjungi pabrik percetakan Al-Quran tersebut. Percetakannya seperti penerbitan surat kabar di Indonesia, tapi cara kerjanya sangat luar biasa, kata jemaah haji asal Aceh, Edy Irwinsyah. Agaknya, pandangan jemaah kloter I dari Tanah Rencong itu sangat tepat, mengingat Al-Quran yang berasal dari percetakan di Kota Nabi itu, melalui proses yang tidak sesederhana yang dibayangkan, sehingga kualitasnya sangat baik dan bercita rasa seni tinggi.(ist/depag.go.id)

Sumber: www.lawupos.net

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites