EL-THAREQ

Belajarlah Sebelum Beramal..!!

Niscaya Allah Akan Meninggikan Orang-Orang Yang Beriman Diantaramu Dan Orang-Orang Yang Di Beri Ilmu Pengetahuan Beberapa Derajat (Al-Mujadilah:11) Powered By: Emen, http://baubausemerbaksalaf.blogspot.com

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 30 Juni 2011

Khutbah Jum’at 2010 – Tragedi Pengagungan Kuburan Orang Shalih – Makam Keramat Habib Haddad Mbah Priok Dibela dengan Darah

Oleh:  Al Ustadz Abu Karimah Askari

Ringkasan materi kajian berikut sangat bagus untuk disampaikan dalam kotbah jumat ataupun kutbah kajian agar masyarakat memahami inti permasalahan mengenai larangan menganggap keramat (pengagungan) terhadap makam / kuburan orang shalih / wali Allah. Sehingga setelah dipahami inti dari permasalahan pengagungan kuburan orang shalih, masyarakat dapat menyikapi kejadian Tanjung Priok Berdarah – Pembelaan Terhadap Makam Keramat Habib Hadad Mbah Priok dengan adil. Foto-foto Tragedi Tanjung Priok Berdarah menunjukkan betapa bahayanya pengagungan kuburan orang shalih sampai darahpun tertumpah untuk membelanya.

Penjelasan Bahwa Sikap Berlebihan dalam Menyikapi Kuburan Orang Shalih dapat Menjadikannya Sebagai Sesembahan yang Disembah Selain Allah

Rasulullah bersikap keras terhadap orang yang beribadah kepada Allah tetapi melakukannya di kuburan orang shalih. Beliau juga melarang Yahudi dan Nashrani menjadikan kuburan orang shalih mereka sebagai Masjid. Hal ini dikarenakan pengagungan kuburan orang shalih ini termasuk salah satu sebab terbesar terjadinya kesyirikan.

Penafsiran Ibnu Abbas

Dan mereka berkata: “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa´, yaghuts, ya´uq dan nasr”. Nuh : 23
Ibnu Abbas menafsirkan firman Allah diatas bahwa kelima orang shalih tersebut hidup di zaman Nabi Nuh. Ketika mereka wafat maka dibuatkanlah patung untuk mengenang kesalihan mereka, dan kuburan mereka dijadikan tempat i’tikaf. Maka syaitan menghiasi amalan ini sehingga masyarakat menganggapnya sebagai amalan yang bagus. Maka setelah berlalu beberapa generasi dan hilang ilmu bahwa patung tersebut hanya sekedar pengingat terhadap kesalihan orang tersebut, maka dijadikanlah patung-patung tersebut sebagai sesembahan selain Allah.

Nabi Berdoa Agar Kuburannya Tidak Dijadikan Berhala

Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam kitab Al Muwatha’ bahwa Rasulullah bersabda, “Ya Allah, janganlah Engkau menjadikan kuburanku sebagai berhala yang disembah, sangat keras kemurkaan Allah terhadap kaum yang menjadikan kuburan Nabi mereka sebagai masjid.”
Hadits dengan riwayat Imam Malik ini terputus sanadnya, akan tetapi terdapat hadits yang lain yang tersambung sanadnya kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasalam. Diantaranya diriwayatkan oleh Imam Al Bazar dari sahabat Abu Sa’id Al Khudry bersambung terhadap Rasulullah. Dan diriwayatkan Imam Ahmad dari sahabat Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda :
Ya Allah janganlah engkau jadikan kuburanku sebagai berhala yang disembah, Allah melaknat suatu kaum yang menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid.
Sehingga hadits Imam Malik diatas secara umum dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani berdasarkan jalan-jalan yang lain.
Rasulullah berdoa seperti di atas karena khawatir apabila umat Islam terjatuh kepada kesyirikan setelah kematian Rasulullah baik dengan jalan menjadikan kuburan orang shalih sebagai masjid ataupun dengan sebab yang lain. Sehingga merupakan kesalahan bagi orang yang menganggap bahwa larangan pembuatan patung atau gambar orang shalih yang dikhawatirkan menjadi berhala yang disembah hanya berlaku bagi umat terdahulu saja. Dalam hadits disebutkan bahwa akan muncul suatu kaum dari umat Islam yang selalu mengikuti langkah-langkah Yahudi dan Nashrani, bahkan tatkala mereka masuk ke dalam lubang biawak, sekelompok umat Islam tersebut tetap mengikuti mereka. Dalam hadits lain disebutkan bahwa tidak akan terjadi hari kiamat sampai ada sebagian umat Islam yang menyembah berhala.
Doa Nabi di atas dikabulkan Allah, sebagaimana doa Nabi Ibrahim agar beliau dan keturunannya dijauhkan dari penyembahan terhadap berhala.
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala. Ibrahim : 35
Salah satu hikmah Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasalam dikuburkan di tempat beliau meninggal tidak di kuburan umum kaum muslimin adalah untuk menghindari terjadinya pengagungan kuburan beliau.

Makna Menjadikan Kuburan Sebagai Masjid

Terdapat tiga makna menjadikan kuburan sebagai masjid, yaitu :
  • Membangun masjid di atas kuburan
  • Shalat di atas kuburan
  • Shalat menghadap kuburan
Dalam riwayat Imam Muhammad bin Jarir Ath Thabari ketika membawakan penafsiran Imam Mujahid (murid sahabat Ibnu Abbas) mengenai firman Allah :
Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap Al Laata dan Al Uzza, dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)? An-Najm : 19 – 20

Makna Kata Al Laata

Terdapat dua cara dalam membaca kata Al Laata ini, yaitu :
  • اللت Al Laata (tanpa tasydid) = bermakna Al Ilah (sesembahan)
  • اللتّ Al Laatta (dengan tasydid) = bermakna orang yang membuat adonan roti
Mujahid membaca Al Laata dengan Al Laatta (dengan tasydid), sehingga ditafsirkan bahwa patung putih yang terdapat di Thaif dulunya sebagai orang yang membuatkan adonan roti (memberikan pelayanan, Khadimul Haramain) untuk para jama’ah haji yang datang ke Makkah dan Madinah, memiliki kebaikan yang banyak dan sangat disenangi masyarakat. Maka tatkala orang ini mati orang-orang menjadikan kuburannya sebagai tempat untuk i’tikaf.

Rasulullah Melarang Wanita Terlalu Sering Berziarah

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah melaknat wanita yang berziarah kubur dan orang-orang yang menjadikan kuburan sebagai masjid dan yang memberikan lentera (lampu) di kuburan.
Akan tetapi hadits dengan lafadh di atas terdapat kelemahan, sedangkan dalam hadits Hasan bin Tsabit yang diriwayatkan Imam Ibnu Majah dengan sanad yang lebih kuat disebutkan bahwa yang dilaknat adalah wanita yang sering menziarahi kubur, sehingga wanita kadang-kadang boleh berziarah kubur.

Kesimpulan

Kesimpulan dari ringkasan kajian di atas bahwa kita dilarang menjadikan kuburan orang shalih sebagai masjid baik dengan membangun masjid di atas kuburan, shalat di atas kuburan, shalat menghadap kuburan, ataupun ibadah-ibadah lain yang dilarang mengerjakannya di kuburan seperti membaca Al-Qur’an dan i’tikaf (berdiam diri). Karena mengerjakan ibadah-ibadah tersebut di kuburan orang shalih dan berlebihan dalam mengagungkannya merupakan salah satu pintu terbesar terjerumusnya seseorang dalam kesyirikan.

Sumber:  http://www.ilmoe.com

Mereka Menjadikan Kuburan Sebagai Masjid


Makam mantan Presiden Republik Indonesia Abdurrahman Wahid di kompleks makam keluarga Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, ramai dikunjungi peziarah berseragam sekolah menjelang ujian nasional hari ini.

“Biasanya mereka datang pagi hari ditemani gurunya berdoa ke makam,” kata Teungku Azwin, pengurus pondok di wilayah selatan Kabupaten Jombang itu, Sabtu lalu. Menurut Azwin, pelajar ramai memadati makam yang disebut oleh kalangan santri dan masyarakat nahdliyin sebagai makam penuh berkah (makbarok) itu sepanjang pekan lalu. M. Adib, guru dari Madrasah Aliyah Negeri Tambak Beras, saat ditemui setelah berdoa, mengungkapkan harapannya agar anak didiknya lulus 100 persen. “Semoga diberi kemudahan dalam mengerjakan ujian”, kata dia.


Memakmurkan Masjid dan Keutamaannya
Masjid adalah rumah Allah yang mana Dia diibadahi dan disebut-sebut nama-Nya di dalamnya. Masjid merupakan benteng kokoh umat Islam, sebagai tempat tarbiyah umat dan tempat kemuliaan. Bahkan Allah sendiri yang memuliakan masjid dan orang-orang yang memuliakan serta memakmurkan masjid. Allah ta’ala berfirman (artinya),“Dan Sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu mengibadahi seseorangpun di dalamnya di samping (mengibadahi) Allah” (QS. Jin: 18)

Masjid-masjid itu dibangun agar manusia mengerjakan shalat dan berdzikir kepada Allah, membaca Al-Qur’an dan taqarrub kepada-Nya, merendah di hadapan-Nya, berdoa dan memohon segala hajat dan kebutuhan kepada-Nya serta mengharapkan pahala di sisi-Nya.

Memakmurkan masjid merupakan bentuk ibadah yang agung di sisi Allah. Memakmurkan masjid bisa dengan berbagai hal, diantaranya membangun, membersihkan, membentangkan permadani, meneranginya dan masih banyak lagi bagian-bagian dari pemerliharaan masjid. Adapula memakmurkan masjid dengan i’tikaf di dalamnya, shalat dan senantiasa mendatanginya dengan berjama’ah, mengajarkan ilmu-ilmu yang bermanfaat, membaca Al-Qur’an, belajar dan mengajarkannya. As-Sunnah telah menjelaskan keutamaan dan balasan yang besar dalam memakmurkan, membangun dan memelihara masjid.

Dari Utsman radhiyallahu ‘anhu telah mendengar Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda artinya, “Barangsiapa telah membangun masjid karena Allah Subhanahu wa Ta’ala (Bukair berkata, Saya menyangka beliau berkata dengan mengharap wajah Allah), maka Allah akan membangunkannya rumah di Jannah” (HR. Muslim)

Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu berkata, Sesungguhnya ada seorang wanita berkulit hitam yang berkhidmat pada masjid (dalam riwayat lain; seorang pemuda). Suatu ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melihatnya, maka beliau bertanya tentang dia, para shahabat menjawab, Ia telah meninggal. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah tidak ada kemampuan bagimu untuk memberitahukan kepadaku (tentang kematiannya)?”. Ada yang menjawab, sepertinya mereka menganggap kecil masalah itu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tunjukkan padaku kuburannya, maka ditunjukkanlah beliau pada kuburan tersebut”. Beliau mendo’akannya kemudian bersabda artinya, “Sesungguhnya ahli kubur ini dipenuhi kegelapan dan Allah meneranginya dengan shalatku terhadap mereka” (HR. Muslim)

Demikian juga, telah datang berbagai dalil yang menyebutkan keutamaan orang-orang yang mendatangi masjid untuk shalat, berdzikir, berdo’a, membaca Al-Qur’an, bermajelis ta’lim. Bahkan Allah memberikan keutamaan yang besar bagi orang-orang yang mengunjungi masjid, berkumpul untuk mempelajari agama Islam dengan penjagaan dari-Nya, turunnya rahmat dan ketenangan atas mereka serta doa dari para malaikat.
Mengenai keutamaan shalat berjama’ah di masjid, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda (artinya), “Shalat seseorang (di masjid dengan berjama’ah) itu dilebihkan dengan 25 derajat dari shalat yang dikerjakan di rumah dan di pasar, sesungguhnya salah seorang di antara kalian jika berwudhu kemudian menyempurnakannya lalu mendatangi masjid, tak ada keinginan yang lain kecuali untuk shalat, maka tidaklah ia melangkah dengan satu langkah pun kecuali Allah mengangkatnya satu derajat, dan terhapus darinya satu kesalahan hingga ia masuk masjid …” (HR. Muttafaqun ‘alaih)

Dan berbagai keutamaan lainnya yang sangat banyak yang akan Allah berikan bagi orang-orang yang memakmurkan masjid-Nya dengan berbagai ibadah kepada Allah.

Mereka Menjadikan Kuburan Orang-Orang Shaleh Sebagai Masjid
Lalu, apa jadinya jika ada tempat lain yang “disamakan” fungsinya sebagai masjid, yakni sebagai tempat ibadah layaknya masjid? Ya, itulah tempat yang dinamakan dengan kuburan, lebih tepatnya kuburan atau makam orang-orang yang dianggap shaleh atau kuburan keramat.

Jika kita mengunjungi makam-makam orang shaleh yang dikeramatkan –khususnya pada malam-malam tertentu, semisal malam likuran (bahasa jawa, yakni malam-malam di atas malam dua puluh pada bulan Ramadhan)-, maka kita akan menjumpai betapa banyaknya manusia yang mendatangi makam-makam itu dan melakukan berbagai macam ibadah di dalamnya. Berbagai macam ibadah akan bisa kita temukan disana yang dikerjakan oleh manusia. Ibadah-ibadah yang selayaknya dilakukan di masjid-masjid, lalu mereka alihkan ke makam-makam orang shaleh itu.

Mereka ada yang semalam suntuk beri’tikaf di kuburan-kuburan itu (khususnya pada malam likuran) pada bulan Ramadhan. Bahkan kuburan akan menjadi penuh sesak oleh manusia yang berkunjung ke makam-makam itu pada malam likuran tersebut. Ada yang membaca Al-Qur’an, berdo’a di hadapan kuburan, istighosah berjama’ah, berdzikir, dan bermacam ibadah lainnya yang dilakukan di kuburan-kuburan itu.

Pada umumnya, kuburan-kuburan yang dikeramatkan itu dibangun sedemikian indahnya. Hiasan kain kelambu yang begitu cantik sehingga mengalahkan kamar pengantin. Tidak tanggung-tanggung, pembangunan kuburan-kuburan itu menelan dana yang sangat besar! Mulai dari pembangunannya, pemeliharaannya, pemugarannya dan berbagai keperluan perawatan yang menghabiskan biaya besar juga. Bahkan dijadikan sebagai cagar budaya dan wisata religi! Allahulmusta’an. Itulah fenomena yang bisa anda dapatkan di makam-makam Wali Songo dan berbagai makam yang dikeramatkan lainnya.

Riset Membuktikan, Mereka Melakukan Kesyirikan!
Mahasiswa Sunan Ampel pernah mengadakan riset untuk menanyakan kepada orang-orang peziarah perihal niat dan tujuan mereka kesana (makam Wali Songo). Dalam riset itu menyebutkan bahwa tujuan mereka kesana bermacam-macam. Ada yang mencari berkah sunan, dan meminta agar sawahnya kelak memiliki hasil yang banyak. Di antara mereka juga ada yang berniat bertawasul dengan Sunan Giri. Ada di antara mereka yang mengaku bahwa diri mereka penuh dosa, makanya mereka ingin mendekat kepada orang suci agar doa mereka dikabulkan.

Dari hasil akhir riset para mahasiswa itu dapat disimpulkan bahwa 90% mereka (para peziarah makam wali) itu melakukan kesyirikan!

Seburuk-buruk Makhluk Di Sisi Allah Adalah …
Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani karena mereka menjadikan kuburan para Nabi dan orang-orang shaleh di antara mereka sebagai masjid, yakni sebagai tempat ibadah. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda (artinya), “Allah melaknat orang-orang Yahudi dan nasrani. Mereka menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid (tempat ibadah)” (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad dari Aisyah radhiyallaahu ‘anhaa)

Dari Aisyah radhiyallaahu ‘anhaa, dia bercerita, ketika Nabi jatuh sakit, maka beberapa orang istri beliau sempat membicarakan tentang sebuah gereja yang terdapat di Habasyah yang diberi nama Maria. Kemudian mereka menceritakan tentang keindahan gereja dan gambar-gambar yang terdapat di dalamnya. Aisyah radhiyallaahu ‘anhaa melanjutkan cerita, Kemudian nabi mengangkat kepalanya dan bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang jika ada orang-orang shaleh di antara mereka wafat, mereka akan membangunkan masjid di makamnya itu, lalu mereka memberi berbagai macam gambar di tempat tersebut. Mereka adalah seburuk-buruk makhluk di sisi Allah (pada hari kiamat kelak)” (HR. Bukhari, Muslim, An-Nasa`I, Ibnu Abi Syaibah dan lainnya)

Walaupun dalam hadits di atas ditujukan untuk kaum Ahli Kitab, namun tidak menutup kemungkinan hukum tersebut akan menimpa kaum muslimin jika kaum muslimin menjadikan kuburan orang-orang shaleh sebagai masjid-masjid yang di dalamnya ditegakkan berbagai macam ibadah.

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu berkata, Aku mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya seburuk-buruk manusia adalah orang yang mendapati terjadinya hari kiamat dalam keadaan hidup, dan juga orang yang menjadikan kuburan/makam sebagai masjid (tempat ibadah)” (HR. Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Ibnu Abi Syaibah dan lainnya)

Jadi, tidaklah salah jika kita mengatakan adanya perangai-perangai kaum muslimin sebagaimana perangai-perangai Yahudi dan Nasrani (ahli kitab). Diantara kaum muslimin yang memiliki perangai ahli kitab adalah mereka yang menjadikan kuburan/makam orang-orang shaleh sebagai masjid. Atau dengan kata lain, mereka yang menjadikan makam orang shaleh sebagai makam/kuburan keramat yang di dalamnya manusia melakukan berbagai ibadah semisal shalat, berdzikir, berdoa, membaca Al-Qur’an, beri’tikaf dan ibadah lainnya.

Jika anda tidak ingin disebut sebagai seburuk-buruk makhluk di sisi Allah, maka jangan jadikan kuburan sebagai masjid-masjid yang di dalamnya dijadikan sebagai tempat ibadah. Allahua’lam bish-showab.

Ditulis oleh Abu Shofiyah Aqil Azizi
Sumber:  http://info-dakwah.blogspot.com

RUANG DISKUSI
Abu Thariq Muslim

Selasa, 28 Juni 2011

Torquato Cardili; Dubes Eropa Pertama Yang Memeluk Islam

Penulis : Redaksi KSC

Sekitar sembilan tahun yang lalu, publik Italia dikejutkan oleh pengumuman seorang staf kedubesnya di Riyadh, Arab Saudi. Dubes mereka, Torquato Cardilli, menyatakan diri sebagai seorang Muslim. Sebelum Cardilli, sebenarnya sudah ada pejabat negara Eropa yang masuk Islam, yakni Dubes Jerman untuk Maroko, Murad Wilfried Hofmaan, dan Dubes Amerika Serikat untuk Fiji-Nauru-Tonga-Tuvalu, Osman Siddique. Namun, mereka ini masuk Islam sebelum menjabat dubes, sedangkan Cardilli masuk Islam saat menjabat sebagai duta besar.
Tak hanya publik Italia, masyarakat Muslim di negara-negara Eropa pun terkejut. Sejumlah media massa internasional saat itu memberitakan keislaman Cardilli. Stasiun televisi CNN dan kantor berita Reuters, misalnya, memberitakan bahwa Torquato Cardilli, seorang diplomat yang saat itu menjabat sebagai dubes Italia untuk Arab Saudi, mengungkapkan keputusannya untuk memeluk Islam kepada surat kabar Saudi. Pengakuan Cardilli tersebut disampaikan bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-59.
Dalam pemberitaan yang dilansir pada 26 November 2001, CNN dan Reuters menyebutkan, hal tersebut merupakan yang kedua kalinya terjadi dalam tujuh tahun terakhir, di mana seorang utusan pemerintahan Roma untuk Kerajaan Arab Saudi berpindah keyakinan ke agama Islam. Sebelumnya, rekan sejawat Cardilli yang juga pernah menjadi dubes Italia untuk Kerajaan Arab Saudi pada periode 1994-1995, Mario Scialoja, menyatakan masuk Islam. Scialoja kini menjabat sebagai ketua Pusat Kebudayaan Islam Italia.
Menurut CNN dan Reuters, Cardilli secara resmi masuk Islam pada 16 November 2001. Namun, kantor berita Arab News menyebutkan bahwa dubes Italia tersebut masuk Islam tepatnya pada 15 November 2001, sehari menjelang datangnya bulan suci Ramadhan.
Sebelum masuk Islam, lelaki kelahiran L'Aquila, 24 November 1942, ini diketahui kerap mengikuti kelas-kelas kajian Islam yang diselenggarakan oleh The Batha Center, sebuah instansi yang menangani para calon mualaf. "Ia (Cardilli--Red) sering mengikuti kelas kajian Al-Qur'an dan studi mengenai kebudayaan Islam," ujar Nouh bin Nasser, direktur The Batha Center, kepada kantor berita Prancis, AFP.
Di lembaga pembinaan mualaf tersebut, Cardilli mengungkapkan keinginannya untuk masuk Islam dan membaca dua kalimat syahadat di hadapan para pengurus dan anggota The Batha Center. "Di sana, ia membaca syahadat dengan fasih karena memang sudah dikenalnya sejak lama," ujar dia. Nouh menjelaskan, Cardilli masuk Islam dengan keikhlasan dan kesadarannya tanpa paksaan dari pihak mana pun. "Tak ada paksaan sama sekali. Ia masuk Islam dengan kesadaran sendiri. Agama Islam tidak pernah memaksakan seseorang untuk memeluk Islam," terangnya.
Nouh mengungkapkan bahwa rata-rata tiga hingga empat orang setiap harinya datang ke The Batha Center untuk menyampaikan keinginannya masuk Islam. Jumlah tersebut, menurut dia, meningkat hingga lima orang selama bulan Ramadhan. Arab News melaporkan, sebanyak 20 lembaga serupa juga beroperasi di Riyadh dan beberapa kota lainnya di wilayah Kerajaan Arab Saudi.
Cardilli yang lulusan fakultas studi bahasa dan kebudayaan timur Universitas Naples ini telah menghabiskan sebagian besar karier diplomatiknya di negara-negara Muslim. Hal ini pula yang kemungkinan membuatnya menjadi dekat dengan ajaran dan kebudayaan Islam.
Cardilli yang fasih berbahasa Arab itu memulai karier diplomatiknya pada tahun 1967. Dia pernah ditugaskan sebagai diplomat untuk beberapa negara Timur Tengah, antara lain Sudan, Suriah, Irak, Libya, Tanzania, dan Albania. Sejak tahun 2000, ia ditunjuk menjadi dubes Italia untuk Arab Saudi.
Dalam pernyataan resminya, ayah dua orang anak itu mengungkapkan kebahagiaannya setelah menjadi Muslim. Peralihan agama tersebut, katanya, ia putuskan dengan penuh keyakinan dan tanpa penekanan serta paksaan dari siapa pun. Ia merasakan kesucian kandungan Al-Qur'an yang kerap dibacanya saat dirinya masih memeluk agama Katolik. "Saya merasa inilah agama yang benar dan lurus. Al-Qur'an sangat menakjubkan dan tak ada yang mampu meragukannya. Isinya benar-benar mengagumkan," terangnya.
Setelah kembali ke Roma, Cardilli dikabarkan menemui Perdana Menteri Silvio Berlusconi. Kepada pemimpin Italia itu, ia menjelaskan mengapa memutuskan masuk Islam. Sejumlah pihak di Italia saat itu mengharapkan keputusan sang dubes tidak sampai memberi angin kepada para teroris. Karena, yang menjadi sorotan kala itu bukan sekadar perpindahan keyakinan agama, tapi juga keputusannya yang berdekatan dengan peristiwa serangan pada 11 September 2001 ke menara kembar, World Trade Center, di New York, Amerika Serikat.
Setelah tragedi 11 September 2001 itu, di dalam negeri Italia sendiri muncul sentimen negatif terhadap umat Islam. Maka, wajarlah ada pihak yang menganggapnya masuk Islam karena pengaruh tragedi tersebut. Namun, masyarakat Muslim Eropa mengharapkan masyarakat Italia dapat menghargai keputusan Cardilli serta tidak mengaitkannya dengan peristiwa tersebut.
Mungkin, di tiga negara yang jumlah Muslimnya signifikan, seperti Jerman, Inggris, dan Prancis, figur publik yang masuk Islam semakin biasa. Namun, Italia mempunyai nilai kesensitifan tersendiri, terlebih karena di Italia terdapat pusat agama Katolik dunia, yakni Vatikan. Karena itu, wajarlah bila sejumlah pendeta mengkhawatirkan keislaman Cardilli akan menjadi preseden buruk bagi negara tersebut.
Saat ini, tercatat warga Muslim menjadi pemeluk agama terbesar kedua di Italia. Data statistik resmi Italia terakhir, yakni tahun 2005, menyebutkan bahwa jumlah Muslim yang tinggal di Italia diperkirakan antara 960 ribu hingga 1 juta orang. Sekitar 40 ribu hingga 60 ribu orang di antaranya merupakan warga negara Italia.
Peresmian Islamic Center tahun 1973 merupakan peristiwa penting bagi terciptanya dialog antara warga Muslim dan non-Muslim di Italia. Pada tahun 1999, kemudian dibentuk Islamic Council. Tak kurang dari empat ribu masjid sudah berdiri di sana, termasuk bangunan bekas gereja. Tentu saja, yang terbesar adalah Masjid Agung Roma.

Beberapa Kesalahan Fatal Dalam Buku Harun Yahya

 Oleh: Abu Hudzaifah al-Atsari
Manusia tidak dapat lepas dari kesalahan, sedangkan kewajiban setiap Muslim adalah saling mengingatkan
di dalam menetapi kebenaran dan kesabaran. Harun Yahya –saddadahullahu- adalah diantara cendekiawan dan saintis muslim yang juga terperosok ke dalam kesalahan yang cukup fatal di dalam masalah aqidah.

Kesalahan-kesalahan beliau ini tersebar di mayoritas buku-bukunya yang membicarakan tentang Islam. Kami tidak menutup mata dari mashlahat yang beliau berikan bagi ummat di dalam membela Islam dan membantah faham-faham materialistis saintifis. Namun, biar bagaimanapun beliau adalah manusia yang kadang salah kadang benar, sehingga kita wajib menolak kesalahan-kesalahannya dan wajib menerangkannya kepada ummat agar ummat tidak terperosok ke dalam kesalahan yang sama. Semoga Allah menunjuki diri kami, diri beliau dan seluruh ummat Islam.

Beliau memiliki kesalahan-kesalahan yang fatal di dalam buku-bukunya, diantaranya yang berjudul EVOLUTION DECEIT (Keruntuhan Teori Evolusi) yang menunjukkan pemahamannya terhadap Aqidah dan Tauhid yang keliru. Bab yang menunjukkan kesalahan ini diantaranya terdapat di dalam bab ”The Real Essence of Matter”. Perlu saya tambahkan di sini, walaupun Harun Yahya melakukan kesalahan serius di dalam perkara aqidah, namun saya tidak pernah menvonisnya sebagai Ahlul Bid’ah, terlebih-lebih menvonisnya sebagai kafir, nas’alullaha salamah wa ‘afiyah. Sebab, bukanlah hak saya untuk melakukan vonis semacam ini, namun hal ini adalah hak para ulama dan ahlul ilmi yang mutamakkin (mumpuni). Saya di sini hanya ingin menunjukkan beberapa kesalahan yang beliau lakukan sebagai bentuk amar ma’ruf nahi munkar.

Harun Yahya –saddadahullahu- berkata di dalam pembukaannya di dalam “Where is God?” (Dimana Tuhan) pada halaman 175, sebagai berikut :

"The basic mistake of those who deny God is shared by many people who in fact do not really deny the existence of God but have a wrong perception of Him. They do not deny creation, but have superstitious beliefs about "where" God is. Most of them think that God is up in the "sky". They tacitly imagine that God is behind a very distant planet and interferes with "worldly affairs" once in a while. Or perhaps that He does not intervene at all: He created the universe and then left it to itself and people are left to determine their fates for themselves. Still others have heard that in the Qur'an it is written that God is everywhere" but they cannot perceive what this exactly means. They tacitly think that God surrounds everything like radio waves or like an invisible, intangible gas. However, this notion and other beliefs that are unable to make clear "where" God is (and maybe deny Him because of that) are all based on a common mistake. They hold a prejudice without any grounds and then are moved to wrong opinions of God. What is this prejudice?"
 
Yang artinya adalah :

“Kesalahan mendasar bagi mereka yang mengingkari Tuhan yang tersebar pada kebanyakan orang adalah pada kenyataannya mereka tidaklah mengingkari keberadaan Tuhan itu sendiri, namun mereka memiliki persepsi yang berbeda terhadap Tuhan. Mereka tidaklah mengingkari penciptaan, namun mereka memiliki keyakinan takhayul mengenai “dimanakah” Tuhan itu berada. Mayoritas mereka beranggapan bahwa Tuhan berada berada di atas ”Langit”. Mereka secara diam-diam membayangkan bahwa Tuhan berada di balik planet-planet yang sangat jauh dan turut mengatur ”urusan dunia” sesekali waktu. Atau mungkin Tuhan tidak turut campur tangan sama sekali. Dia menciptakan alam semesta dan membiarkan apa adanya dan manusia dibiarkan begitu saja mengatur nasib mereka masing-masing. Sedangkan lainnya, ada yang pernah mendengar bahwa Tuhan ”ada di mana-mana”, namun mereka tidak dapat memahami maksud hal ini secara benar. Mereka secara diam-diam berfikir bahwa Tuhan meliputi segala sesuatu seperti gelombang radio atau seperti udara yang tak dapat dilihat ataupun diraba. Bagaimanapun juga, dugaan ini dan keyakinan lainnya yang tidak mampu menjelaskan ”dimanakah” Tuhan berada (atau bahkan mungkin mengingkari Tuhan dikarenakan hal ini), seluruhnya adalah kesalahan yang lazim terjadi. Mereka berpegang pada praduga yang tak berdasar dan akhirnya menjadi keliru di dalam memahami Tuhan. Apakah prasangka ini??”

Kemudian beliau sampai kepada perkataan filsafat sebagai berikut (hal. 189) :

"Consequently it is impossible to conceive Allah as a separate being outside this whole mass of matter (i.e the world) Allah is surely "everywhere" and encompasses all.
 
Yang artinya :

“Maka dari itu, merupakan suatu hal yang mustahil untuk memahami Allah sebagai suatu Dzat yang terpisah
dari keseluruhan massa partikel/materi (yaitu dunia), Allah secara pasti “berada di mana-mana” dan meliputi segala sesuatu.”

Perkataan ini jelas-jelas perkataan kaum shufiyah, bahkan menyimpan pemahaman konsep Wihdatul Wujud.
Pemahaman ini jelas-jelas suatu kekeliruan yang nyata dan fatal yang setiap muslim dan mukmin harus baro’ (berlepas diri) darinya. Karena Ahlus Sunnah meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala beristiwa di atas Arsy-Nya di atas Langit, Dzat-Nya terpisah dari makhluk-Nya dan Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu.

Harun Yahya –saddadahullahu- menulis di halaman 190 tentang ”kedekatan Allah secara tidak terbatas” terhadap makhluk-Nya dengan membawakan dalil :

”Jika hamba-hamba-Ku bertanya tentang-Ku, sesungguhnya Aku dekat.” (Al-Baqoroh : 186)

”Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu: "Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia." (Al-Israa’ : 60)

Harun Yahya juga membawakan ayat yang berhubungan dengan kedekatan Allah terhadap manusia tatkala
sakaratul maut, yaitu :

”Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal kamu ketika itu melihat, dan Kami lebih
dekat kepadanya dari pada kamu. Tetapi kamu tidak melihat.”
(Al-Waaqi’ah : 83-85)

Padahal ayat-ayat yang dibawakan oleh Harun Yahya ini, tidak sedikitpun menunjukkan pemahaman bahwa
Allah Dzat Allah ada dimana-mana, namun menurut pemahaman Ahlus Sunnah yang dimaksud oleh Firman Allah di atas adalah, “Ilmu” Allah-lah yang meliputi segala sesuatu. Sebagaimana dikatakan oleh al-Imam
Sufyan ats-Tsauri, tatkala ditanya tentang ayat wa huwa ma’akum ayna ma kuntum (Dia berada dimanapun
kamu berada), beliau berkata : “Yang dimaksud adalah Ilmu-Nya.” (Khalqu Af’alil Ibad, Imam Bukhari)
Harun Yahya berkata pada permulaan halaman 190 sebagai berikut :

"That is, we cannot perceive Allah's existence with our eyes, but Allah has thoroughly encompassed our inside, outside, looks and thoughts...."

Yang artinya :

“Oleh karena itulah, kita tidak dapat membayangkan keberadaan Allah dengan mata kita, namun Allah benar-benar sepenuhnya meliputi bagian luar, bagian dalam, pengelihatan, pemikiran...”

Ucapan ini adalah ucapan yang keliru dan bathil. Ini adalah pemahaman filsafat shufiyah jahmiyah mu’tazilah. Sungguh, keseluruhan bab yang berjudul “The real essence of Matter” benar-benar diselaraskan dengan filosofi Harun Yahya terhadap aqidahnya. Yang apabila diringkaskan keseluruhan bab ini menjadi satu kalimat, yaitu :

"That there is no US, the WORLD is not REAL, Allah is REAL, so ALLAH is EVERYWHERE and WE ARE an ILLUSION"
 
Yang artinya :

“Bahwa kita ini tidak ada, dunia itu tidak nyata, Allah sajalah yang nyata, oleh karena itu Allah berada di mana-mana sedangkan kita hanyalah ilusi belaka.”

Hal ini tersirat di dalam perkatannya di halaman 193 :

"As it may be seen clearly, it is a scientific and logical fact that the "external world has no materialistic reality and that it is a collection of images perpetually presented to our soul by God. Nevertheless, people usually do not include, or rather do not want to include, everything in the concept of the "external world".
 
Yang artinya :

“Sebagaimana telah tampak secara nyata, merupakan suatu hal yang saintifis dan fakta bahwa dunia eksternal tidak memiliki materi yang realistis dan dunia eksternal hanyalah merupakan kumpulan gambaran yang secara terus menerus berada di dalam jiwa kita oleh Tuhan. Walau demikian, manusia seringkali tidak memasukkan, atau lebih jauh tidak mau memasukkan, segala sesuatu ke dalam konsep “dunia luar”.”

Ucapan ini berlanjut hampir pada keseluruhan bab, dan hal ini tentu saja suatu penyimpangan yang fatal dan dapat menimbulkan syubuhat terhadap para pembaca buku ini, karena biar bagaimanapun buku ini mengandung data-data saintifis, bukti-bukti rasional dan bantahan-bantahan ilmiah rasionalis terhadap kaum materialistis. Oleh karena itu menjelaskan kesalahan-kesalahan aqidah dan selainnya adalah suatu keniscayaan dan kewajiban, karena membela al-Haq lebih dicintai dari seluruh perkara lainnya.

Sebagai kesimpulan, di sini saya akan meringkaskan poin-poin kesalahan pemahaman Harun Yahya di dalam bukunya EVOLUTION DECEIT (dan selainnya), sebagai berikut :

1. Harun Yahya memiliki perkataan yang bernuansa shufiyah kental, yakni meyakini pemahaman ”Allah ada dimana-mana”, bahkan beliau memiliki perkataan yang mengarah kepada konsep Wihdatul Wujud yang kufur, semoga Allah memberinya hidayah dan mengampuninya.

2. Harun Yahya memiliki aqidah yang serupa dengan Qodariyah-Mu’tazilah di dalam masalah Qodar (Taqdir), sebagaimana secara jelas terlihat pada tulisannya di halaman 190 akhir.

3. Harun Yahya memiliki aqidah yang dekat kepada Jahmiyah di dalam menolak sifat-sifat Allah, terutama sifat istiwa Allah di atas Arsy-Nya dan Arsy-Nya berada di atas langit.

Demikianlah sebagian kecil yang dapat saya tuliskan tentang beberapa kesalahan fatal di dalam buku-buku Harun Yahya –saddadahullahu-, dan apa yang saya tuliskan di sini bukanlah menunjukkan hanya ini sajalah kesalahan beliau, namun yang saya tuliskan di sini hanyalah sebagian kecil saja dari kesalahan-kesalahan yang bersifat aqidah yang terdapat pada beliau. Tulisan ini lebih banyak diadopsi dari tulisan al-Akh Abu Jibrin al-Birithani yang meluangkan waktunya menyusun beberapa kekeliruan aqidah Harun Yahya.

Bagi para ikhwah yang tertarik dengan modern sains dan bantahan-bantahan terhadap saintis sekuler atau yang berideologi materialistis, saya lebih menyarankan untuk merujuk kepada tulisan-tulisan dan ceramah al-Ustadz DR. Zakir Naik al-Hindi, seorang ilmuwan muda India yang telah hafal al-Qur’an pada usia 10 tahun, dan sekarang menjadi presiden IRC (International Research Center) India. Beliau juga dekat dengan masyaikh jum’iyah Ahlul Hadits India, sehingga insya Allah dalam masalah aqidah, beliau jauh lebih salimah daripada ilmuwan muslim lainnya seperti Harun Yahya.


Wallahu a’lam bish showab.
 
Artikel ini diterima dari

Islam Agama Berkembang Paling Pesat di Eropa

Oleh: Harun Yahya
Selama 20 tahun terakhir, jumlah kaum Muslim di dunia telah meningkat secara perlahan. Angka statistik tahun 1973 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Muslim dunia adalah 500 juta; sekarang, angka ini telah mencapai 1,5 miliar. Kini, setiap empat orang salah satunya adalah Muslim. Bukanlah mustahil bahwa jumlah penduduk Muslim akan terus bertambah dan Islam akan menjadi agama terbesar di dunia. Peningkatan yang terus-menerus ini bukan hanya dikarenakan jumlah penduduk yang terus bertambah di negara-negara Muslim, tapi juga jumlah orang-orang mualaf yang baru memeluk Islam yang terus meningkat, suatu fenomena yang menonjol, terutama setelah serangan terhadap World Trade Center pada tanggal 11 September 2001. Serangan ini, yang dikutuk oleh setiap orang, terutama umat Muslim, tiba-tiba saja telah mengarahkan perhatian orang (khususnya warga Amerika) kepada Islam. Orang di Barat berbicara banyak tentang agama macam apakah Islam itu, apa yang dikatakan Al Qur'an, kewajiban apakah yang harus dilaksanakan sebagai seorang Muslim, dan bagaimana kaum Muslim dituntut melaksanakan urusan dalam kehidupannya. Ketertarikan ini secara alamiah telah mendorong peningkatan jumlah warga dunia yang berpaling kepada Islam. Demikianlah, perkiraan yang umum terdengar pasca peristiwa 11 September 2001 bahwa "serangan ini akan mengubah alur sejarah dunia", dalam beberapa hal, telah mulai nampak kebenarannya. Proses kembali kepada nilai-nilai agama dan spiritual, yang dialami dunia sejak lama, telah menjadi keberpalingan kepada Islam.
Hal luar biasa yang sesungguhnya sedang terjadi dapat diamati ketika kita mempelajari perkembangan tentang kecenderungan ini, yang mulai kita ketahui melalui surat-surat kabar maupun berita-berita di televisi. Perkembangan ini, yang umumnya dilaporkan sekedar sebagai sebuah bagian dari pokok bahasan hari itu, sebenarnya adalah petunjuk sangat penting bahwa nilai-nilai ajaran Islam telah mulai tersebar sangat pesat di seantero dunia. Di belahan dunia Islam lainnya, Islam berada pada titik perkembangan pesat di Eropa. Perkembangan ini telah menarik perhatian yang lebih besar di tahun-tahun belakangan, sebagaimana ditunjukkan oleh banyak tesis, laporan, dan tulisan seputar "kedudukan kaum Muslim di Eropa" dan "dialog antara masyarakat Eropa dan umat Muslim." Beriringan dengan berbagai laporan akademis ini, media massa telah sering menyiarkan berita tentang Islam dan Muslim. Penyebab ketertarikan ini adalah perkembangan yang terus-menerus mengenai angka populasi Muslim di Eropa, dan peningkatan ini tidak dapat dianggap hanya disebabkan oleh imigrasi. Meskipun imigrasi dipastikan memberi pengaruh nyata pada pertumbuhan populasi umat Islam, namun banyak peneliti mengungkapkan bahwa permasalahan ini dikarenakan sebab lain: angka perpindahan agama yang tinggi. Suatu kisah yang ditayangkan NTV News pada tanggal 20 Juni 2004 dengan judul "Islam adalah agama yang berkembang paling pesat di Eropa" membahas laporan yang dikeluarkan oleh badan intelejen domestik Prancis. Laporan tersebut menyatakan bahwa jumlah orang mualaf yang memeluk Islam di negara-negara Barat semakin terus bertambah, terutama pasca peristiwa serangan 11 September. Misalnya, jumlah orang mualaf yang memeluk Islam di Prancis meningkat sebanyak 30 hingga 40 ribu di tahun lalu saja.

Gereja Katolik dan Perkembangan Islam

Gereja Katolik Roma, yang berpusat di kota Vatican, adalah salah satu lembaga yang mengikuti fenomena tentang kecenderungan perpindahan agama. Salah satu pokok bahasan dalam pertemuan bulan Oktober 1999 muktamar gereja Eropa, yang dihadiri oleh hampir seluruh pendeta Katolik, adalah kedudukan Gereja di milenium baru. Tema utama konferensi tersebut adalah tentang pertumbuhan pesat agama Islam di Eropa. The National Catholic Reporter melaporkan sejumlah orang garis keras menyatakan bahwa satu-satunya cara mencegah kaum Muslim mendapatkan kekuatan di Eropa adalah dengan berhenti bertoleransi terhadap Islam dan umat Islam; kalangan lain yang lebih objektif dan rasional menekankan kenyataan bahwa oleh karena kedua agama percaya pada satu Tuhan, sepatutnya tidak ada celah bagi perselisihan ataupun persengketaan di antara keduanya. Dalam satu sesi, Uskup Besar Karl Lehmann dari Jerman menegaskan bahwa terdapat lebih banyak kemajemukan internal dalam Islam daripada yang diketahui oleh banyak umat Nasrani, dan pernyataan-pernyataan radikal seputar Islam sesungguhnya tidak memiliki dasar. 
Mempertimbangkan kedudukan kaum Muslim di saat menjelaskan kedudukan Gereja di milenium baru sangatlah tepat, mengingat pendataan tahun 1999 oleh PBB menunjukkan bahwa antara tahun 1989 dan 1998, jumlah penduduk Muslim Eropa meningkat lebih dari 100 persen. Dilaporkan bahwa terdapat sekitar 13 juta umat Muslim tinggal di Eropa saat ini: 3,2 juta di Jerman, 2 juta di Inggris, 4-5 juta di Prancis, dan selebihnya tersebar di bagian Eropa lainnya, terutama di Balkan. Angka ini mewakili lebih dari 2% dari keseluruhan jumlah penduduk Eropa.

Kesadaran Beragama di Kalangan Muslim Meningkat di Eropa

Penelitian terkait juga mengungkap bahwa seiring dengan terus meningkatnya jumlah Muslim di Eropa, terdapat kesadaran yang semakin besar dalam menjalankan agama di kalangan para mahasiswa. Menurut survei yang dilakukan oleh surat kabar Prancis Le Monde di bulan Oktober 2001, dibandingkan data yang dikumpulkan di tahun 1994, banyak kaum Muslims terus melaksanakan sholat, pergi ke mesjid, dan berpuasa. Kesadaran ini terlihat lebih menonjol di kalangan mahasiswa universitas.
Dalam sebuah laporan yang didasarkan pada media masa asing di tahun 1999, majalah Turki Aktüel menyatakan, para peneliti Barat memperkirakan dalam 50 tahun ke depan Eropa akan menjadi salah satu pusat utama perkembangan Islam.

Islam adalah Bagian Tak Terpisahkan dari Eropa

Bersamaan dengan kajian sosiologis dan demografis ini, kita juga tidak boleh melupakan bahwa Eropa tidak bersentuhan dengan Islam hanya baru-baru ini saja, akan tetapi Islam sesungguhnya merupakan bagian tak terpisahkan dari Eropa.
Eropa dan dunia Islam telah saling berhubungan dekat selama berabad-abad. Pertama, negara Andalusia (756-1492) di Semenanjung Iberia, dan kemudian selama masa Perang Salib (1095-1291), serta penguasaan wilayah Balkan oleh kekhalifahan Utsmaniyyah (1389) memungkinkan terjadinya hubungan timbal balik antara kedua masyarakat itu. Kini banyak pakar sejarah dan sosiologi menegaskan bahwa Islam adalah pemicu utama perpindahan Eropa dari gelapnya Abad Pertengahan menuju terang-benderangnya Masa Renaisans. Di masa ketika Eropa terbelakang di bidang kedokteran, astronomi, matematika, dan di banyak bidang lain, kaum Muslim memiliki perbendaharaan ilmu pengetahuan yang sangat luas dan kemampuan hebat dalam membangun.

Bersatu pada Pijakan Bersama: "Monoteisme"

Perkembangan Islam juga tercerminkan dalam perkembangan dialog antar-agama baru-baru ini. Dialog-dialog ini berawal dengan pernyataan bahwa tiga agama monoteisme (Islam, Yahudi, dan Nasrani) memiliki pijakan awal yang sama dan dapat bertemu pada satu titik yang sama. Dialog-dialog seperti ini telah sangat berhasil dan membuahkan kedekatan hubungan yang penting, khususnya antara umat Nasrani dan Muslim. Dalam Al Qur'an, Allah memberitahukan kepada kita bahwa kaum Muslim mengajak kaum Ahli Kitab (Nasrani dan Yahudi) untuk bersatu pada satu pijakan yang disepakati bersama:

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." (QS. Ali 'Imran, 3: 64)

Ketiga agama yang meyakini satu Tuhan tersebut memiliki keyakinan yang sama dan nilai-nilai moral yang sama. Percaya pada keberadaan dan keesaan Tuhan, malaikat, Nabi, Hari Akhir, Surga dan Neraka, adalah ajaran pokok keimanan mereka. Di samping itu, pengorbanan diri, kerendahan hati, cinta, berlapang dada, sikap menghormati, kasih sayang, kejujuran, menghindar dari berbuat zalim dan tidak adil, serta berperilaku mengikuti suara hati nurani semuanya adalah sifat-sifat akhak terpuji yang disepakati bersama. Jadi, karena ketiga agama ini berada pada pijakan yang sama, mereka wajib bekerja sama untuk menghapuskan permusuhan, peperangan, dan penderitaan yang diakibatkan oleh ideologi-ideologi antiagama. Ketika dilihat dari sudut pandang ini, dialog antar-agama memegang peran yang jauh lebih penting. Sejumlah seminar dan konferensi yang mempertemukan para wakil dari agama-agama ini, serta pesan perdamaian dan persaudaraan yang dihasilkannya, terus berlanjut secara berkala sejak pertengahan tahun 1990-an.

Kabar Gembira Tentang Datangnya Zaman Keemasan

Dengan mempertimbangkan semua fakta yang ada, terungkap bahwa terdapat suatu pergerakan kuat menuju Islam di banyak negara, dan Islam semakin menjadi pokok bahasan terpenting bagi dunia. Perkembangan ini menunjukkan bahwa dunia sedang bergerak menuju zaman yang sama sekali baru. Yaitu sebuah zaman yang di dalamnya, insya Allah, Islam akan memperoleh kedudukan penting dan ajaran akhlak Al Qur'an akan tersebar luas. Penting untuk dipahami, perkembangan yang sangat penting ini telah dikabarkan dalam Al Qur'an 14 abad yang lalu: 

"Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al Qur'an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai". (QS. At Taubah, 9: 32-33)

Tersebarnya akhlak Islami adalah salah satu janji Allah kepada orang-orang yang beriman. Selain ayat-ayat ini, banyak hadits Nabi kita SAW menegaskan bahwa ajaran akhlak Al Qur'an akan meliputi dunia. Di masa-masa akhir menjelang berakhirnya dunia, umat manusia akan mengalami sebuah masa di mana kezaliman, ketidakadilan, kepalsuan, kecurangan, peperangan, permusuhan, persengketaan, dan kebobrokan akhlak merajalela.  Kemudian akan datang Zaman Keemasan, di mana tuntunan akhlak ini mulai tersebar luas di kalangan manusia bagaikan naiknya gelombang air laut pasang dan pada akhirnya meliputi seluruh dunia. Sejumlah hadits ini, juga ulasan para ulama mengenai hadits tersebut, dipaparkan sebagaimana berikut:

Selama [masa] ini, umatku akan menjalani kehidupan yang berkecukupan dan terbebas dari rasa was-was yang mereka belum pernah mengalami hal seperti itu. [Tanah] akan mengeluarkan panennya dan tidak akan menahan apa pun dan kekayaan di masa itu akan berlimpah. (Sunan Ibnu Majah)
… Penghuni langit dan bumi akan ridha. Bumi akan mengeluarkan semua yang tumbuh, dan langit akan menumpahkan hujan dalam jumlah berlimpah. Disebabkan seluruh kebaikan yang akan Allah curahkan kepada penduduk bumi, orang-orang yang masih hidup berharap bahwa mereka yang telah meninggal dunia dapat hidup kembali. (Muhkhtasar Tazkirah Qurtubi, h. 437)
Bumi akan berubah seperti penampan perak yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan ... (Sunan Ibnu Majah)
Bumi akan diliputi oleh kesetaraan dan keadilan sebagaimana sebelumnya yang diliputi oleh penindasan dan kezaliman. (Abu Dawud)
Keadilan akan demikian  jaya sampai-sampai semua harta yang dirampas akan dikembalikan kepada pemiliknya; lebih jauh, sesuatu yang menjadi milik orang lain, sekalipun bila terselip di antara gigi-geligi seseorang, akan dikembalikan kepada pemiliknya… Keamanan meliputi seluruh Bumi dan bahkan segelintir perempuan bisa menunaikan haji tanpa diantar laki-laki.  (Ibn Hajar al Haitsami: Al Qawlul Mukhtasar fi `Alamatul Mahdi al Muntazar, h. 23)

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, Zaman Keemasan akan merupakan suatu masa di mana keadilan, kemakmuran, keberlimpahan, kesejahteraan, rasa aman, perdamaian, dan persaudaraan akan menguasai kehidupan umat manusia, dan merupakan suatu zaman di mana manusia merasakan cinta, pengorbanan diri, lapang dada, kasih sayang, dan kesetiaan. Dalam hadits-haditsnya, Nabi kita SAW mengatakan bahwa masa yang diberkahi ini akan terjadi melalui perantara Imam Mahdi, yang akan datang di Akhir Zaman untuk menyelamatkan dunia dari kekacauan, ketidakadilan, dan kehancuran akhlak. Ia akan memusnahkan paham-paham yang tidak mengenal Tuhan dan menghentikan kezaliman yang merajalela. Selain itu, ia akan menegakkan agama seperti di masa Nabi kita SAW, menjadikan tuntunan akhlak Al Qur'an meliputi umat manusia, dan menegakkan perdamaian dan menebarkan kesejahteraan di seluruh dunia.
Kebangkitan Islam yang sedang dialami dunia saat ini, serta peran Turki di era baru merupakan tanda-tanda penting bahwa masa yang dikabarkan dalam Al Qur'an dan dalam hadits Nabi kita sangatlah dekat. Besar harapan kita bahwa Allah akan memperkenankan kita menyaksikan masa yang penuh berkah ini.

Rujukan:
1. "Europe
's Muslims Worry Bishops," National Catholic Reporter, 22 Oktober 1999
2. "Muslims in Europe
," The Economist, 18 Oktober 2001.
3. Time, 24
Desember 2001.

Apa Itu Salafy dan Siapa Tokoh Mereka?

Salaf sendiri artinya adalah para shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para pengikut mereka (tabi'in) dengan baik dari penghuni tiga kurun yang dimuliakan dan yang setelah mereka, inilah yang disebut dengan salafi. Bernisbah kepadanya artinya bernisbah kepada apa yang dipegangi oleh para shahabat Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam dan kepada jalan ahlul hadits.Dan ahlul hadits adalah para pengikut manhaj salafi yang berjalan diatas sunnah

Maka salafi adalah sebuah aqidah dalam masalah nama-nama Allah dan sifat-sifatNya. Juga sebuah aqidah dalam masalah qadar, aqidah dalam masalah shahabat, dan seterusnya. Maka para salaf beriman kepada Allah dan dengan nama-namaNya yang indah dan sifat-sifatNya yang tinggi yang Allah sendiri sifatkan diriNya dengannya dan yang disifatkan oleh RasulNya shallallahu 'alaihi wa sallam.

Mereka (para salaf) beriman kepadaNya menurut bentuk yang sesuai dengan kemuliaan Allah tanpa melakukan tahrif (merubah kata hingga merubah makna), tamtsil (memisalkan Allah dengan makhluk), tasybih (menyerupakan Allah dengan makhluk), ta'thil (meniadakan sifat bagi Allah atau menyatakan Allah tidak memiliki sifat apapun) dan ta'wil (mengartikan dengan salah, seperti misal; tangan Allah diartikan kekuasaan Allah. Ini salah. Tangan Allah diartikan juga dengan tangan Allah. Tapi tentunya tidak boleh menyerupakannya dengan tangan makhluk-red).

Mereka para salaf juga beriman kepada qadar baiknya dan buruknya. Dan tidak sempurna iman seseorang hingga dia beriman dengan qadar yang Allah taqdirkan atas para hambaNya. Allah berfirman: "Sesungguhnya segala sesuatu Kami ciptakan dengan qadarnya" (Al Qamar: 49)

Adapun dalam masalah shahabat, maknanya adalah beriman bahwa para sahabat Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam wajib kita ridho kepada mereka dan meyakini bahwa mereka adalah orang yang adil. Mereka adalah sebaik-baik ummat dan sebaik-baik kurun/generasi. Dan meyakini bahwa mereka semua baik. Ini berbeda dengan keyakinan Syi'ah dan Khawarij yang mengkafirkan para shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan tidak menghormati mereka.

Adapun dalam salafi tidak ada tokoh selain Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah pemimpin kelompok ini dan panutan mereka. Dan juga para shahabat adalah panutan mereka. Dasar hal ini adalah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:

"Telah terpecah orang-orang Yahudi menjadi tujuh puluh satu golongan dan terpecah orang Nashara (Nasrani) menjadi tujuh puluh dua golongan. Dan akan terpecah ummatku (Islam) menjadi tujuh puluh tiga golongan. Semuanya dalam neraka, kecuali satu golongan. Para shahabat bertanya: Siapakah mereka, wahai Rasulullah? Beliau berkata: Mereka adalah orang yang berdiri diatas apa yang aku dan para shahabatku berdiri diatasnya." (HR Abu Daud dan dishahihkan Syaikh Al Albani dalam Shohih Sunan Abu Daud 3/115).

Dan juga Beliau bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Irbadh bin Sariyah radhiallahu 'anhu yang menerangkan tentang khuthbah beliau yang padanya beliau berwasiat untuk bertaqwa kepada Allah, maka beliau berkata: "Aku wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat, walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak dari Habsyi." Kemudian Beliau menyuruh untuk berittiba' kepada sunnahnya dan sunnah para khulafaur rasyidin al mahdiyin (khalifahnya yang mendapatkan petunjuk dan hidayah). Beliau katakan: "Gigitlah (sunnah itu) dengan gigi geraham kalian. Dan hati-hatilah kalian dari perkara-perkara yang baru dalam agama, karena setiap perkara yang baru adalah bid'ah dan setiap kebid'ahan adalah sesat." (HR Turmudzi dan dishohihkan Syaikh Al Albani dalam Shohih Sunan Turmudzi no.2830).
Sumber : Buletin Islamiy Al-Minhaj, Edisi II Th. I
http://darussalaf.org/stories.php?id=237

Senin, 27 Juni 2011

Khidmat Negara Saudi Untuk Islam dan Dunia Islam

Berita wafatnya Raja Fahd -rohimahullahu- sudah berlalu, mungkin diantara ikhwah sudah lupa akan peristiwa tersebut. Banyak diantara saudara kita yang antipati terhadap beliau bahkan membencinya karena ketidaktahuan mereka. Peran apakah yang telah dijalankan oleh Raja Fahd selama ini terhadap kaum muslimin sehingga tulisan ini sangat layak untuk diangkat pada edisi kali ini?

Ustadz Ali Musri Semjan Putra -hafidhohullahu- menulis artikel ini dengan gaya penulisan yang khas (melayu) dan dibumbui dengan cerita-cerita di Tanah Harom sehingga membuat kita semakin rindu ingin kesana. Semoga tulisan ini bermanfaat kita semua.

Judul Asli: Berpulangnya Penjaga Dua Kota Suci Yang
Yang Mulia Raja Fahd bin Abdul Aziz Al Saud
Penulis: Ustadz Ali Musri Semjan Putra

Segala puji bagi Allah yang di tangan-Nya seluruh kekuasaan, bila Dia berkehendak tiada seorang pun dari makhluk yang bisa menolaknya. Sholawat dan salam kepada nabi kita Muhammad shalallahu alaihi wasallam, yang telah menyuruh kita untuk bersabar tatkala ditimpa musibah, berkata Anas bin Malik radhiallahu anhu, tiada musibah yang lebih besar dari kematian Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian besar kecilnya suatu musibah yang menimpa umat diukur dengan besar kecilnya perjuangan yang dilakukan seseorang tersebut untuk agama dan umatnya. Disebutkan dalam sebuah peribahasa: Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan jasa.

Pada hari senin tanggal 1 Agustus 2005 umat Islam telah kehilangan seorang yang menjadi kebanggaan mereka, yang telah berjasa dalam memperjuangkan agama dengan segala usaha dan upaya, satunya-satunya penguasa di dunia saat ini yang menjadikan Al Quran dan Sunnah sebagai dasar dan pandangan hidup bernegaranya serta menjadikan tujuan kekuasaannya untuk tegaknya bendera tauhid di seluruh pelosok penjuru dunia. Semoga Allah menempatkan arwah beliau di tempat yang layak di sisi-Nya. Amiin

Tulisan ini tidak bertujuan untuk meratapi kepergian sang Raja yang mulia, akan tetapi untuk mengingatkan orang-orang yang melupakan jasa-jasa beliau atau pura-pura lupa akan kebaikan beliau serta sebagai sugesti dan motivasi bagi para penguasa dan pemimpin yang ingin mencapai kesuksesan dalam kekuasaannya. Apa yang harus mereka jadikan pedoman dan landasan dalam membangun masyarakat yang madani dan beriman untuk mencapai sebuah kemakmuran dan kesentosaan serta keadilan? Jawabannya hanya satu yaitu menjadikan Al Quran dan Sunnah sebagai landasan kehidupan bernegara dan bermasyarakat sebagaimana telah dibuktikan sendiri oleh sang Raja yang mulia dalam kekuasaannya. Di saat orang berbondong-bondong mengusung slogan-slogan yang datang dari barat, beliau dengan teguh mempertahankan kekuasaan beliau di atas Al Quran dan Sunnah, sekalipun ancaman datang dari luar dan dalam. Semoga Allah menjaga kekuasaan yang beliau bangun dari berbagai ancaman dan bencana serta pengkhianatan. Berikut ini kita ingin menyimak sekilas tentang kehidupan dan perjuangan beliau.

Biografi penjaga dua kota suci. Nama: Fahd bin Abdul Aziz bin Abdurrahman bin Faishal bin Turky bin Abdullah bin Muhammad bin Saud, dari suku Bani Hanifah. lahir di kota Riyadh tahun 1922 M (1338 H).

Pendidikan: sejak kecil beliau menerima pendidikan langsung dari orang tua beliau, ikut dalam berbagai peristiwa penting yang dialami orang tua beliau dalam mempersatukan jazirah arab di bawah kekuasaannya, sehingga kepribadian orang tua beliau sangat menonjol dalam diri beliau mulai dari sifat pemurah, tawadhu dan pemberani serta ketangkasan dalam mengatur kekuasaan.

Di samping itu beliau juga menerima pendidikan dari jalur resmi, pendidikan dasar di Sekolah Kerajaan yang bertempat di Riyadh kemudian melanjutkan ke Ma'had Ilmy (Lembaga Ilmu Islam) di Makkah Al-Mukarramah. Kemudian beliau memperdalam ilmu dengan banyak membaca buku-buku ulama salaf ataupun buku-buku yang berbicara tentang tokoh-tokoh pemimpin dunia di samping ikut menghadiri berbagai pertemuan penting yang dilakukan orang tua beliau, Raja Abdul Aziz, begitu pula dalam kepemimpinan kakak-kakak beliau. Banyak sekali jabatan penting yang pernah beliau pangku sebelum dinobatkan menjadi Raja, di antaranya:

1. Pada tahun (1373 H) diangkat sebagai Menteri Pendidikan di masa kekuasaan kakak beliau Saud bin Abdul Aziz. Dalam masa ini beliau melakukan berbagai pembaharuan dalam bidang pendidikan.
2. Pada tahun (1382 H) diangkat sebagai Menteri Dalam Negeri. Dalam masa ini beliau melakukan berbagai pembaharuan pula dalam bidang pemerintahan dankeamanan.
3. Ketika dinobatkannya kakak beliau Faisal sebagai Raja. Ia diangkat menjadi penasihat beliau.
4. Kemudian pada tahun (1387H) diangkat sebagai wakil perdana menteri di samping menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri.
5. Pada masa kekuasaan kakak beliau Raja Khalid tepatnya tahun (1395 H) beliau dinobatkan sebagai Putra Mahkota.
6. Kemudian pada tanggal 21 Sya'ban tahun (1402 H) seluruh anggota keluarga kerajaan dan rakyat membaiat dan menobatkan beliau sebagai Raja. Selama beliau menjadi raja banyak sekali yang beliau lakukan bukan hanya untuk rakyat Saudi semata tetapi untuk kaum muslim di berbagai pelosok penjuru dunia.

Dalam tulisan yang singkat ini kita mencoba mengupas sekilas tentang perjuangan beliau untuk kaum muslimin dalam berbagai bidang di berbagai pelosok penjuru dunia terlebih khusus buat saudara-saudara beliau yang seiman di nusantara. Adapun mengenai perjuangan beliau untuk rakyat beliau yang berada di bawah kekuasaan beliau langsung, tidak kita kupas karena itu sudah jelas sebagai kewajiban beliau dan suatu keharusan yang pasti beliau lakukan dengan penuh tanggung jawab, bila perhatian beliau terhadap saudara-saudara beliau yang di luar kekuasaan beliau sangat begitu besar apa lagi untuk rakyat beliau sendiri yang menjadi tanggung jawab beliau.

Kalau kita ambil saja sebagai contoh dalam bidang dakwah dan pendidikan tidak ada bandingnya dengan negara manapun. Pendidikan dan dakwah dari hal yang sekecil-sekecilnya sampai kepada hal yang sebesar-besarnya menjadi perhatian dan tanggung jawab pemerintah sepenuhnya. Contoh dalam bidang pendidikan mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi gratis termasuk buku-buku panduan dibagikan secara gratis dan yang lebih istimewa lagi seluruh mahasiswa perguruan tinggi negeri diberi beasiswa paling sedikit
850 riyal setiap bulan. Untuk kegiatan dakwah yang formal seluruhnya ditanggung pemerintah mulai dari fasilitas dan dana. Sebagai contoh seluruh mesjid operasionalnya atas tanggungan pemerintah mulai dari gaji imam, muazin, kebutuhan listrik dan air. Begitu pula ulama dan para da'i sangat mendapat perhatian khusus dari penguasa dalam hal kesejahteraan mereka. Di antara nikmat yang amat besar bagi rakyatnya adalah bersihnya kehidupan mereka dari segala bentuk praktek kesyirikan, takhayul, khurafat dan bid'ah. Begitu pula badan-badan sosial yang berkecimpung dalam kegiatan dakwah dan kemasyarakatan selalu mendapat sumbangan dan suntikan dana dari pemerintah. Apa yang kita sebutkan belum secuil dari apa yang beliau lakukan untuk rakyat beliau.

Yang ingin kita bicarakan dalam tulisan singkat ini adalah sekilas tentang perjuangan dan usaha-usaha beliau dalam menegakkan agama yang benar serta keaktifan beliau dalam memperhatikan nasib saudara-saudara beliau yang seiman di berbagai pelosok belahan dunia terlebih khusus di negeri kita yang tercinta.

Kita ambil sebagai contoh dalam hal ini beberapa bidang terpenting saja:

- Bidang Sosial dan Dakwah:

1. Mendirikan dan membantu pembangunan mesjid dan musholla serta bantuan fasilitas penunjang seperti karpet dan sajadah di berbagai negara dan kota internasional terutama di negara-negara yang minoritas muslim. Jumlah mesjid yang dibangun di berbagai belahan benua menurut salah satu sumber lebih dari 1500 mesjid. Setiap mesjid dilengkapi fasilitas penunjang seperti: tempat wudhu, ruang belajar, pustaka, ruang pertemuan, ruang perkantoran dan lain-lain.
Diantara mesjid tersebut adalah:
- Mesjid raya Raja Abdul Aziz di Tunisia
- Mesjid raya Raja Faishal di Tasyat
- Mesjid raya Bamako Mali
- Mesjid raya Raja Faishal di Ginia Konakre
- Mesjid raya Yawandy di Kamerun
- Mesjid raya kota Sukudy, Togo
- Mesjid raya Cina di Tibet
- Mesjid raya Raja Fahd di kota Yanovic Rusia
- Mesjid raya Utawa di Kanada.

2. - Mesjid raya Umar bin Khatab di Los Angles. Mendirikan dan membantu pembangunan madrasah dan pesantren di berbagai negara yang terdapat di pelosok dunia.

3. Pengiriman da'i-da'i ke berbagai negara Islam terutama negara yang berpenduduk minoritas muslim. menurut data Kementrian Urusan Agama Arab Saudi jumlah Mereka mencapai 5000 orang.

4. Memberi tunjangan kepada da'i yang tersebar di berbagai negara-negara Islam yang sedang berkembang atau di bawah garis kemiskinan.

5. Mencetak kitab-kitab ulama kemudian membagikannya kepada para ulama dan da'i serta pencinta ilmu di dalam dan luar Arab Saudi. Sepeti kitab Majmu Fatawa, Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah yang jumlahnya 37 jilid, kitab Al Mughny karangan Ibnu Qudamah yang jumlah 15 jilid dan banyak lagi yang lainnya.

6. Mendirikan Pusat Kajian Islam (Maktab Jaaliyyat) di berbagai kota dan pelosok Saudi untuk para pendatang dari berbagai negara yang bekerja di Arab Saudi. Terutama di kota-kota industri dan perdagangan seperti Jeddah, Riyadh, Madinah, Jizan, Hail, Yanbuk, Qasim dan lain-lain.

7. Memberi bantuan kepada negara-negara Islam yang sedang ditimpa bencana alam dan peperangan seperti yang baru-baru ini bencana gempa yang menimpa Turki, Iran dan bencana Tsunami di Aceh. Begitu pula bantuan bagi rakyat Afghanistan dan Irak pasca gempuran Amerika.

8. Pengiriman daging kurban pada setiap musim haji ke negara-negara Islam yang berada di bawah garis kemiskinan.

9. Pengiriman bantuan ifthor (buka puasa) di bulan Ramadhan ke berbagai negara Islam serta negara yang minoritas muslim. Begitu pula di sekitar dua mesjid kota suci disediakan pula perbukaan bagi para penziarah (umrah). Namun pada akhir-akhir ini pembagian makanan tersebut berlanjut sampai pada hari-hari biasa sekalipun, di sekitar mesjid Nabawy sering penulis saksikan antrian panjang para buruh bangunan menunggu bagian Mereka masing-masing. Semua operasionalnya dari dana pribadi sang Raja yang telah berpulang itu.

- Bidang Pendidikan:

1. Mendirikan sekolah-sekolah tinggi di berbagai negara Islam dan kota internasional terutama negara yang minoritas muslim, di antaranya:

a. Kuliyyah Syariah dan Bahasa Arab di Emirat Arab
b. Lembaga Pengetahuan Islam Dan Arab di Mauritania
c. Lembaga Pengetahuan Islam Dan Arab di Jakarta
d. Lembaga Islam Dan Arab di Jepang
e. Lembaga Islam Dan Arab di Jibuti
f. Lembaga Pengetahuan Islam Dan Arab di Washington
g. Akademi Islam di Washington berdiri pada tahun 1984
h. Akademi Raja Fahd di London berdiri pada tahun 1985
i. Akademi Raja Fahd di Moskow
j. Akademi Raja Fahd di Bond berdiri pada tahun 1995
k. Akademi Islam Behach
l. Ma'had Islami di Senegal

2. Memberikan beasiswa bagi anak-anak muslim dari berbagai negara Islam dan negara yang minoritas muslim untuk belajar di berbagai perguruan tinggi di Arab Saudi. Jumlah Universitas Saudi yang menampung siswa asing sekitar enam Universitas. Kita ambil sebagai contoh Universitas Islam Madinah yang merupakan universitas yang jumlah mahasiswa asingnya paling dominan dibanding universitas-universitas lainnya. Persentasenya mencapai 65% dari 140 negara. Mahasiswa Indonesia menempati urutan kedua setelah Nigeria. Jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di berbagai Universitas Saudi lebih kurang sekitar 200 orang. Seluruh mahasiswa asing yang belajar di Saudi setiap libur musim panas diberi tiket gratis untuk pulang ke negara Mereka masing-masing. Silakan pembaca menghitung berapa besar biaya yang disumbangkan untuk mereka.

3. Pengiriman dosen-dosen untuk perguruan tinggi di berbagai negara Islam dan negara yang minoritas muslim. menurut data Kementrian Pendidikan jumlah mereka mencapai 2372 orang.
4. Mendirikan Pusat Kajian Islam (Islamic Centre) di berbagai negara dan kota besar dunia, terutama negara yang minoritas muslim. jumlahnya mencapai sekitar 210 buah, diantaranya:

a. Islamic Centre Abuja di Nigeria
b. Islamic Centre Raja Fadh di kepulauan Mali Maldef
c. Islamic Centre Tokyo Jepang
d. Islamic Centre Seoul, Korea
e. Islamic Centre Raja Syahi Bangladesh
f. Islamic Centre Delfid Belanda
g. Islamic Centre Munich, Jerman
h. Islamic Centre Efre Prancis
i. Islamic Centre Jenef Swiss
j. Islamic Centre Madrid Spanyol
k. Islamic Centre Roma Italia
l. Islamic Centre Washington
m. Islamic Centre New York
n. Pusat Kebudayaan Islam Chicago
o. Islamic Centre Los Angles
p. Islamic Centre Ottawa Kanada
q. Islamic Centre Brasil
r. Islamic Centre Victoria Australia
s. Islamic Centre New Zeeland Australia

5. Mengirim dosen-dosen universitas ke berbagai negara Islam dan negara yang minoritas muslim, untuk mengadakan daurah-daurah ilmiah (Kajian Islam Intensif). Menurut data yang di sebutkan oleh salah satu sumber untuk Universitas Islam Madinah saja telah melakukan Daurah ilmiah semenjak tahun 1419 H sampai tahun 1422 H di 29 negara. Di Indonesia diadakan sebanyak 16 kali. Belum terhitung dauroh yang dilakukan oleh universitas-universitas Saudi lainnya di berbagai negara.

- Berpartisipasi Aktif Dalam Segala Persoalan Yang Menimpa Kaum Muslimin di Seluruh Belahan Pelosok Dunia:

1.   Perhatian khusus untuk perjuangan rakyat Palestina, tidak terhitung pengorbanan yang beliau lakukan, baik yang bersifat moril maupun materil, tidak ada penguasa yang paling banyak berkorban untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina seperti yang beliau lakukan. Tidak salah kita katakan bahwa beliau menduduki peringkat pertama dalam hal ini di atas petinggi-petinngi arab lainnya.

2.   Membantu perjuangan rakyat Afghanistan dalam melawan penjajahan komunis, dalam hal ini tidak hanya sebatas bantuan moril dan materil tetapi termasuk bantuan mujahidin, Raja yang bijaksana ini membuka kesempatan kepada anak muda negerinya untuk membantu saudara-saudaranya yang sedang berjuang melawan komunis, namun setelah komunis terkalahkan perjuangan berakhir dengan pertikaian antar kelompok yang berjuang yang akhirnya Raja yang bijak ini memanggil kepala setiap kelompok pejuang ke Makkah Al Mukarramah dan mengambil sumpah mereka dalam ka'bah agar Mereka menghentikan pertikaian antara mereka.

3. Fasilitator perdamaian Irak-Kuwait, ketika Saddam mencaplok Kuwait, saat itu pula Raja yang bijak ini memperlihatkan kepiawaiannya dalam mengatasi kondisi yang mencekam waktu itu. Yang mana Saddam akan melanjutkan agresinya untuk merebut kekuasaan Al Saud. Di samping beliau sibuk menampung pengungsi dari Kuwait beliau dihadapkan pula pada persoalan yang lebih penting yaitu menghadapi agresi Saddam. Seketika itu beliau meminta fatwa ulama dalam hal meminta bantuan kepada non muslim dalam hal mempertahankan negeri dari kezholiman saudara yang seagama. Setelah melalui pertimbangan yang begitu matang baik dari segi syar'i maupun siyasah (politik) para ulama mengeluarkan fatwa tentang dibolehkannya meminta bantuan kepada non muslim dalam hal menghentikan kezholiman yang dilakukan oleh saudara yang seagama. Apalagi negara tetangga Saudi Arabia waktu itu tidak satu pun yang mendukung kekuasan Al Saud, bahkan mereka memberi bantuan moril kepada presiden Irak yang nyata-nyata melakukan kezholiman saat itu. Namun sekelompok kecil dari generasi muda menentang kebijakan yang dilakukan Sang Raja berdasarkan fatwa para ulama itu. Ketika itu persoalan bertambah rumit lagi. Saat itu para generasi muda menyebarkan berbagai fitnah terhadap penguasa dan ulama. Namun raja yang bijak ini menghadapinya dengan pandangan yang jernih tidak membuatnya untuk berbuat sesuatu yang di luar aturan agama. Setelah Saddam kembali meninggalkan Kuwait. Suara-suara sumbang masih terdengar dari sekelompok generasi muda, beliau dituduh meminta bantuan orang kafir untuk membunuh saudara-saudara seiman. Padahal yang terjadi adalah sebaliknya beliau meminta bantuan orang kafir untuk menghentikan pembunuhan sesama muslim serta untuk melindungi kekuasaan beliau, satu-satunya negara yang berdasarkan Al Quran dan Sunnah sebagai simbol Islam yang tegak dimuka bumi ini. Kenyataan yang amat mengejutkan adalah justru dibalik itu semua terdapat hikmah yang amat besar di antaranya adalah begitu banyaknya tentara Amerika yang masuk Islam. Pengakuan salah seorang komandan angkatan perang Arab Saudi bahwa mereka lebih sibuk menghadapi orang-orang Amerika yang ingin masuk Islam dari pada menghadapi kemungkinan serangan
Saddam. Kalau saja Saddam berhasil menguasai Arab Saudi pada saat itu tentu akan lenyap satu-satunya kekuasaan yang berlandaskan Islam di muka bumi ini.

3.      Membantu perjuangan rakyat Bosnia dari kekejaman Serbia. Saat dunia diguncang oleh pekikkan wanita dan bayi-bayi Bosnia yang disembelih oleh Serbia dengan spontan raja yang mulia ini bersama rakyatnya mengumpulkan dan mengirimkan segala bentuk bantuan, baik berupa uang tunai, bantuan pangan dan pakaian serta tenaga medis dan obat-obatan. Sebagaimana yang dilakukan oleh negara-negara Islam lainnya. Tetapi apa yang diberikan oleh sang Raja beserta rakyatnya tiada bandingannya dalam kualitas dan kuantitas.

4. Membantu pengungsi muslim Kasmir yang diusir pasukan India. Mulai dari bantuan pangan, pakaian serta obat-obatan dan lain-lain.


Pelayanan Kenyamanan Bagi Pengunjung Dua Kota Suci:

1.   Perluasan mesjid dua kota suci serta mesjid-mesjid lain yang dikunjungi kaum muslimin saat musim haji dan umrah seperti mesjid Quba, mesjid Qiblatain, mesjid Miqat Bir Ali, mesjid Namirah, mesjid Masy'aril Haram, mesjid Khaif. disamping bangunan yang begitu megah segala fasilitas pun tersedia. Saat kita berada di dua kota suci ini betapa kenyamanan amat kita rasakan sekali bahkan hal yang sekecil-kecilnya menjadi perhatian pemerintah. Khusus untuk Masjid Nabawi, air zam-zam diangkut dengan armada dari kota Makkah, tidak hanya untuk keperluan mesjid semata tapi masyarakat umum kota Madinah pun bisa mengambilnya untuk minuman mereka sehari-hari.

2.Pelayanan kenyamanan dalam berbagai tempat yang ditempuh dalam rute pelaksanaan haji atau tempat ziarah seperti pembangunan jalan, penerangan jalan, pemancar air di Arafah ketika musim panas, tersedianya WC dan tempat berwudhu sepanjang perjalanan dari Arafah sampai ke Mina. Pembangunan tenda-tenda haji yang anti api di Mina dan lain-lain.


3. Khusus pada musim haji segala kekuatan dan kemampuan dikerahkan untuk melayani tamu-tamu Allah mulai dari tim keamanan, kesehatan dan panduan haji. Di samping itu tersedia pula tim khusus untuk mengantarkan jamaah yang tersesat, pulang ke tempat pemondokan mereka. Ditambah lagi pembagian buku-buku agama secara cuma-cuma kepada seluruh tamu-tamu Allah yang diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Tidak hanya sampai di situ, pembagian makanan pun dilakukan bagi tamu-tamu Allah langsung dibagikan ke pemondokan jamaah. Begitu pula di sepanjang rute perjalanan haji mulai dari pagi hari tangal 9 Dzulhijjah sampai tanggal 10 Dzulhijjah berjejer troli-troli membagikan berbagai bentuk minuman dan makanan sebagai sumbangan dari uang pribadi beliau sendiri.

- Pendirian Percetakan Al Qur'an di Kota Madinah

Pada tahun 1405 H selesai pembangunan kompleks percetakan Al Qur'an di kota Madinah yang dilengkapi dengan segala fasilitas yang mutakhir. Seluruh biaya mulai dari pembangunannya sampai segala bentuk operasional sehari-hari atas dana beliau pribadi. Pada tahun 1420 H jumlah eksemplar Al Qur'an yang dicetak sekitar 153 juta eksemplar dan telah dibagikan secara cuma-cuma kepada kaum muslimin di berbagai pelosok dunia sekitar 121 juta eksemplar. Kemudian Terjemahan Al Qur'an dalam berbagai bahasa dan dialek, pada tahun 1420 H telah diterjemahkan dalam 30 bahasa dan dialek. Jumlah Al Qur'an Terjemahan yang telah dibagikan kepada kaum muslimin di berbagai negara secara cuma-cuma sekitar 16 juta eksemplar. Percetakan Al Qur’an tidak hanya bergerak dalam bidang mencetak Al Qur'an dan terjemahannya semata tetapi juga bergerak dalam bidang mencetak kitab-kitab ulama dan bidang terjemahan buku-buku agama yang selanjutnya dibagikan kepada pencinta ilmu baik yang berada dalam Arab Saudi maupun di luar Arab Saudi

Cuplikan Pidato Raja Yang Mulia:

Melalui cuplikan pidato Raja, kita akan melihat secara dekat dan nyata bagaimana kepribadiannya yang sesungguhnya tentang kepahaman beliau tentang agama dan aqidah yang benar. Mari kita simak ketika beliau mengukuhkan undang-undang majelis syura tanggal 27/8/1412 H beliau menyatakan bahwa kerajaan yang beliau pimpin tegak di atas jalan yang jelas yaitu Islam, sebagaimana ungkapan beliau:
"Sesungguhnyanegara ini berdiri di atas jalan yang jelas dalam politik, hukum dan dakwah serta ikatan persatuan yaitu Islam baik aqidah maupun syari'ah".

Ungkapan beliau lagi pada pembukaan tahun kerja kedua
majelis syura tanggal 5/3/1419H:  

"Sesungguhnya negara anda yang telah berdiri lebih dari 250 tahun dan bersatu lebih dari 70 tahun telah menjadikan kitabullah (Al Qur'an) dan Sunnah Rasulullah sebagai undang-undang dasar dan garis besar haluan negara, hal ini mewarnai pergaulan dan hubungan kita dengan negara-negara lain. Dan kita akan tetap (dengan izin Allah) berpegang teguh dengan aqidah Islam. Karena kita tahu bahwa dengan demikian kita akan tetap dalam kemuliaan dan kejayaan serta selalu mendapat pertolongan Allah, Maha Benar Allah ketika berfirman: Sesungguhnya Allah akan menolong orang-orang yang selalu menolong-Nya".

Beliau ungkapkan pula dihadapan para utusan yang memberikan ucapan selamat atas pembebasan Kuwait tanggal 19/8/1411 H:  

"Semua kita tahu bagaimana umat Islam terjajah pada masa lampau baik di semenanjung Arab atau Afrika, ataupun Asia dan tempat-tempat lainnya, sebabnya adalah karena kecintaan pada kehidupan dan kesenangan duniawi telah mengalahkan diri kita dari berpegang kepada aqidah. Beliau
tambahkan: Aku berjanji pada Allah untuk menjadikan Aqidah Islam sebagai asas dan fondasi serta tempat bertolak, dan apa yang bertentangan dengannya tidak akan kita perhatikan dan tidak pula akan kita ikuti. Pada kesempatan yang sama beliau nyatakan dihadapan para tamu dan masyarakat beliau: Kita saksikan di berbagai pelosok dunia dan di setiap tempat telah berdiri mesjid dan perpustakaan Islam serta tersebarnya dakwah Islam. Fenomena ini menurut keyakinan saya sebagai bukti bahwa dunia telah mencoba segala bentuk pemikiran dan undang-undang untuk mengatur kehidupan manusia baik secara umum maupun khusus. Dari sini orang-orang mengetahui bahwa aqidah Islam adalah sebaik-baik jalan. Karena di dalamnya terkumpul segala bentuk fasilitas kebaikan dunia dan akhirat. Barang siapa yang menginginkan kebaikan di dunia dan di akhirat kelak maka berpegang teguhlah dengan kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya".

Demikianlah sekelumit cuplikan kalimat-kalimat beliau yang penuh makna.

Kesan Dan Pesan Dari Penulis Selama penulis menumpang hidup di salah satu sudut kekuasaan Sang Raja Yang Bijak ini, tepatnya di kota Madinah Al Munawwarah banyak sekali kesan indah dan kenangan manis yang penulis rasakan sendiri maupun yang penulis saksikan. Betapa tidak, karena barokah yang selalu diberikan Allah bagi umat yang berpegang teguh dengan agamanya. Sudah lebih dari sepuluh tahun lamanya penulis menikmati kemakmuran di negeri orang. Mulai dari semenjak program S-1 sampai sekarang pada
tingkat penyelesaian S-3 di Universitas Islam Madinah. Mulai dari awal dari keberangkatan diberi tiket gratis sampai kedatangan semuanya telah tersedia di kamar yang akan ditempati oleh mahasiswa baru mulai dari kasur yang berseprai lengkap dengan selimut ditambah lagi meja belajar dengan ruangan yang ber-AC. Setiap bulan kami menerima bea siswa sebanyak 850 rial. Setiap hari kami diantar jemput untuk ke masjid Nabawi oleh bus kampus. Setiap sekali setahun diberi uang pustaka yaitu berupa dana untuk membeli buku-buku kuliah sebanyak 800 rial. Kemudian setiap libur tahunan musim panas kami di beri tiket untuk berlibur ke negara masing-masing.

Jumlah Mahasiswa asing di Universitas Madinah sekitar 4000 orang ditambah Mahasiswa Saudi sekitar 2500 orang. Ini baru untuk satu universitas belum terhitung yang terdapat di universitas-universitas lain serta cabang-cabangnya baik di dalam Saudi maupun di luar negeri. Menurut hemat penulis di negara manapun tidak akan kita dapatkan perhatian seperti ini, apa lagi di negara kita sendiri.

Dalam kehidupan sehari-hari tidak kita temukan praktek kesyirikan dan bid'ah maupun maksiat secara terang-terangan. Karena bila diketahui akan menerima hukuman yang sepantasnya. Bila berobat, ke rumah sakit gratis. Di sana-sini sering kita mendapatkan bantuan buku-buku. Khusus di bulan Ramadhan suasana lebih istimewa lagi, kita akan ditarik-tarik para penyaji buka puasa di masjid Nabawi supaya menyantap perbukaan mereka, anak-anak kecil merayu kita untuk mendatangihidangan perbukaan mereka. Tepat di sebelah kiri mesjid Nabawi arah timur kota Madinah di sana terbentang hidangan perbukaan atas dana pribadi sang raja yang telah berpulang.

Kalau kita jalan-jalan kepasar kita akan lumrah melihat terong sebesar kepala anak kecil, anggur yang sebesar ibu jari, cabe yang panjangnya 20 cm. Begitu pula ikan yang sebesar anak berumur 5 tahun, harga untuk satu ikat ikan atau satu ekornya kadangkala mencapai 500 rial atau lebih, bila dirupiahkan sekitar satu juta lebih. Sering penulis bertanya pada diri sendiri kenapa negeriku yang subur tidak pernah bertemu hal seperti ini. Ini adalah bukti nyata dari firman Allah: Jikalau penduduk suatu negeri mau beriman dan bertaqwa, Sungguh Kami akan bukakan pintu rezki bagi Mereka dari langit dan bumi. (Q.S Al Araaf; 96).

Saat maraknya isu teroris Sang Raja tidak gegabah dalam mengambil kebijaksanaan. Tidak pernah ada pelarangan terhadap para da’i dan ulama dalam berdakwah bahkan sebaliknya justru mesjid-mesjid diramaikan dengan kajian-kajian tentang aqidah, seminar-seminar digalakkan di kampus-kampus Universitas. Karena Sang Raja memiliki ilmu agama yang cukup dalam mengkaji masalah tersebut. Bahkan beliau telah mengantisipasi akan hal tersebut, dengan mencabut kewarganegaraan Usamah bin Laden sekalipun Amerika mengkritik keras kebijakan Sang Raja pada saat itu. Dan pada akhirnya Amerika menuai benih yang Mereka tabur sendiri, terlepas dari benar atau tidaknya tentang opini yang diciptakan Amerika tentang Bin Laden. Lain halnya di berbagai belahan dunia para da'i dan pemuda muslim sering menjadi korban penculikan tanpa perlu ada bukti yang otentik.

Kesan yang tatkala pentingnya adalah terbuktinya kebohongan dan propaganda yang dibikin oleh musuhIslam dan kelompok-kelompok yang berseberangan dengan paham Ahlussunnah wal Jamaah seperti tuduhan orang yang suka dusta dan memfitnah bahwa teroris diciptakan oleh negara Saudi sendiri. Begitu pula tuduhan tentang bahwa Saudi berpaham Wahhaby. Sudah sepersepuluh abad lebih penulis berada di Arab Saudi tidak pernah menemukan indikasi ke arah seperti yang dituduhkan tersebut. Bahkan seluruh buku-buku aqidah tidak pernah luput dari membongkar kesesatan teroris (Khawarij dan Mu'tazilah). Begitu pula tuduhan tentang faham.Wahhaby bahwa mereka tidak menghormati para wali Allah atau dianggap membuat mazhab yang kelima. Pada kenyataannya semua buku-buku yang dipelajari dalam seluruh jenjang pendidikan adalah buku-buku para wali Allah dari berbagai mazhab.

Penulis sebutkan di sini buku-buku yang menjadi panduan di Universitas Islam Madinah.

- Untuk Kata Kuliah Aqidah:

1. kitab Syarah Aqidah Thawiyah karangan Ibnu Abdil iz Al Hanafi,
2. Fathul Majiid karangan Abdurahman bin Hasan Alu Syeikh.
3. Ditambah sebagai penunjang Al Ibaanah karangan Imam Abu Hasan Al Asy'ari,
4. Al Hujjah karangan Al Ashfahany Asy Syafi'i,
5. Asy Syari'ah karangan Al Ajurry,
6. Kitab At Tauhid karangan Ibnu Khuzaimah,
7. Kitab At Tauhid karangan Ibnu Mandah dan lain-lain.

- Untuk Mata Kuliah Tafsir:

1. Tafsir Ibnu Katsir Asy Syafi’i,
2. Tafsir Asy Syaukany,
3. Ditambah sebagai penunjang Tafsir At Thobary,
4. Tafsir Al Qurthuby Al Maliky,
5. Tafsir Al Baghawy As Syafi’i dan lain-lain.

- Untuk mata kuliah Hadits:

1. Kutub As Sittah beserta Syarahnya.
2. Fathul Baari karangan Ibnu Hajar Asy Syafi'.
3. Syarah Shahih Muslim karangan Imam An Nawawy Asy Syafi' dan lain-lain.

- Untuk mata kuliah Fikih:

1. Bidayatul Mujtahid karangan Ibnu Rusy Al Maliky.
2. Subulussalam karangan Ash Shan'ani.
3. Ditambah sebagai penunjang: Al Majmu’ karangan Imam An Nawawy Asy Syafi'.
4. kitab Al Mughny karangan Ibnu Qudamah Al Hambaly dan lain-lain.

Kalau ingin untuk melihat lebih dekat lagi tentang kitab-kitab yang menjadi panduan mahasiawa di Arab Saudi silakan berkunjung ke perpustakaan Universitas Islam Madinah atau perpustakaan masjid Nabawi, di sana akan terbukti segala kebohongan dan propaganda yang dibikin oleh musuh Islam dan kelompok-kelompok yang berseberangan dengan paham Ahlussunnah wal Jama'ah seperti tuduhan teroris dan wahhaby.

Melalui tulisan singkat ini penulis ingin berpesan kepada saudara-saudaraku yang seiman baik sebagai penguasa maupun sebagai rakyat biasa, marilah kita bina kehidupan kita sehari-hari mulai dari urusan pribadi sampai kepada urusan negara sesuai dengan ajaran agama kita, sejauh mana kita melalaikan ajaran agama kita sejauh itu pula impian kebahagiaan akan jauh dari kita.

Selanjutnya sebagai tanda syukur kita kepada Allah, kita berkewajiban untuk mendo'akan Sanga Raja yang telah berpulang. Sebagaimana diperintahkan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, Barangsiapa yang melakukan suatau kebaikan padamu, hendaklah kamu membalasnya, jika kamu tidak memiliki sesuatu untuk membalasnya maka do'a kanlah orang tersebut, sampai kamu merasa sudah terbalas. (HR. Abu Daud no: 1672). Dalam sabda yang lain beliau katakan: Barangsiapa yang tidak berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah. (HR. Tirmidzy no: 1954).

Wallahu A'lam, sholawat dan salam untuk Nabi kita Muhammad shollallahu'alaihiwasallam, penutup segala Nabi, serta untuk para sahabat dan keluarganya.

Madinah 6, Agustus 2005

Ali Musri Semjan Putra Lc., MA.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites